Pemkab OKI Gelar Lomba Busana Adat dan Meracik Bumbu Sambut Hari Ibu ke-96
Pj Bupati OKI, Ir. Asmar Wijaya, M.Si., dalam sambutannya menekankan pentingnya melestarikan budaya lokal di tengah tantangan globalisasi. Ia menilai kegiatan ini sebagai upaya strategis untuk memupuk rasa cinta terhadap budaya daerah, khususnya busana khas OKI.
“Kita harus bangga dan terus memperkenalkan pakaian adat khas kita. Melalui kegiatan ini, kita dapat menunjukkan kekayaan budaya yang kita miliki serta menanamkan rasa cinta terhadap warisan budaya lokal,” ujar Asmar.
Ia juga menyebutkan bahwa peringatan Hari Ibu ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan warisan budaya sebagai identitas daerah dan bangsa.
Kepala DPPPA OKI, Hj. Arianti, S.STP., MM., menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebagai bagian dari perayaan Hari Ibu, tetapi juga bentuk penghargaan atas peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.
“Selain melestarikan budaya, kegiatan ini bertujuan untuk mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan Indonesia, yang selaras dengan visi Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
Lomba Meracik Bumbu diikuti oleh Asisten, Staf Ahli Bupati, Kepala OPD, Instansi Vertikal, Camat, dan Kepala Bagian Setda OKI. Para peserta ditantang menunjukkan kreativitas dalam memadukan bahan-bahan lokal menjadi masakan khas yang lezat, dengan penilaian mencakup rasa, keserasian bumbu, dan keunikan masakan tradisional OKI.
Lomba Peragaan Busana Khas OKI melibatkan perwakilan dari OPD, Instansi Vertikal, Camat, dan Kepala Bagian Setda OKI. Para peserta, yang tampil secara berpasangan, menampilkan pakaian adat daerah dengan berbagai motif dan warna yang mencerminkan kekayaan budaya Ogan Komering Ilir.
Melalui kegiatan ini, Pemkab OKI berharap masyarakat semakin memahami pentingnya melestarikan budaya lokal sebagai identitas bangsa. Pemberdayaan perempuan yang diusung melalui peringatan Hari Ibu ini juga diharapkan berdampak positif pada kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat OKI.
“Budaya lokal harus menjadi kebanggaan yang hidup di tengah masyarakat, bukan hanya sekadar warisan,” tutup Hj. Arianti.
Peringatan Hari Ibu ke-96 ini menjadi ajang untuk memupuk semangat pelestarian budaya dan pemberdayaan perempuan, sejalan dengan visi membangun Ogan Komering Ilir yang maju dan berdaya saing.
Tidak ada komentar
Posting Komentar