Disdag OKI Dorong Digitalisasi Pasar Rakyat Melalui Inovasi 'Tante di Pasar'
Program ini bertujuan untuk mendukung perdagangan, baik secara konvensional maupun elektronik, guna menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih modern dan inklusif.
“Meski belum se-advance daerah lain, ini merupakan komitmen Pemkab OKI dalam menerapkan teknologi di lingkungan pasar tradisional,” ujar Kepala Disdag OKI, H. Alamsyah, Rabu (11/12/2024).
Disdag OKI menggandeng berbagai pihak untuk mewujudkan digitalisasi pasar rakyat, termasuk kerja sama dengan Bank Sumsel Babel Cabang Kayuagung melalui program transaksi nontunai menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
“Ini adalah wujud nyata inklusi keuangan di pasar rakyat. Dengan transaksi nontunai, penjual dapat lebih mudah mencatat pemasukan dan pengeluaran secara rapi, sehingga meningkatkan kepercayaan pihak bank jika mereka membutuhkan pinjaman untuk tambahan modal,” jelas Alamsyah.
Inovasi ini mencakup beberapa layanan digital, seperti pembayaran retribusi pasar secara elektronik (e-retribusi), pendataan aset pasar melalui sistem digital, dan promosi produk pasar rakyat melalui platform e-commerce lokal (loka pasar).
“Dengan digitalisasi, masyarakat dan pedagang dapat memperoleh layanan pengelolaan pasar rakyat dengan lebih mudah dan transparan,” tambahnya.
Selain itu, langkah ini juga bertujuan mencegah praktik kecurangan dalam pemungutan retribusi pasar. Disdag berharap inovasi ini dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan pasar rakyat di wilayah Kabupaten OKI.
Alamsyah optimistis bahwa implementasi strategi digital ini dapat mendukung peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi pasar.
“Dengan pelayanan yang lebih modern dan transparan, diharapkan kontribusi dari sektor ini terhadap PAD Kabupaten OKI dapat terus meningkat,” pungkasnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar