Kemendagri Apresiasi Pengendalian Inflasi di Kabupaten OKI


Kayuagung - Pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan apresiasi atas kinerja Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dalam menjaga stabilitas inflasi. Tingkat inflasi nasional yang tetap rendah pada September 2024 diakui merupakan hasil kerja keras pemerintah daerah bersama berbagai elemen terkait.

"Tingkat inflasi nasional yang tetap rendah dan stabil pada bulan September 2024 adalah hasil kontribusi nyata dari pemerintah daerah, termasuk Kabupaten OKI, dalam pengendalian inflasi," ungkap Sekretaris Itjen Kemendagri, Ahmad Husin Tambunan, S. STP, M. Si, dalam evaluasi triwulan III bersama Pj. Bupati OKI, Asmar Wijaya, di Inspektorat Kemendagri, Jakarta, Rabu (16/10).

Tambunan menambahkan bahwa inflasi nasional pada September 2024 berhasil dikendalikan pada level 1,84 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan Agustus 2024 yang mencapai 2,12 persen (yoy), dan masih dalam rentang target 2,5% plus minus 1%. Angka ini diklaim sebagai yang terendah dalam 20 tahun terakhir.

"Inflasi di Kabupaten OKI tercatat sebesar 1,72 persen, di bawah rata-rata nasional, yang tentu saja menjadi bagian penting dalam capaian ini. Oleh karenanya, apresiasi kami sampaikan kepada pemerintah daerah atas pencapaian luar biasa ini," tambahnya.

Namun, Sekjen Itjen Kemendagri mengingatkan bahwa meskipun inflasi terkendali, daya beli masyarakat harus tetap dijaga agar tidak terjadi deflasi yang berpotensi merugikan produsen atau petani.

"Jika deflasi terlalu dalam, memang konsumen senang karena harga murah, tapi produsen seperti petani bisa merugi. Ini terjadi karena suplai berlimpah, sehingga penting untuk menjaga keseimbangan," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Pj. Bupati OKI, Asmar Wijaya, menjelaskan berbagai strategi yang dilakukan pemerintah daerah dalam mengendalikan inflasi di Kabupaten OKI. Salah satu faktor utama adalah penurunan harga komoditas pangan, seperti cabai merah dan cabai rawit, yang memasuki masa panen.

"Gerakan tanam cabai serentak yang dilakukan di desa-desa telah membuahkan hasil dengan melimpahnya stok cabai di masyarakat, sehingga harga bisa ditekan," jelas Asmar.

Selain itu, Pemkab OKI juga rutin memantau harga, menggelar operasi pasar, menjaga pasokan barang, serta menjalin kerja sama dengan daerah penghasil surplus komoditas penyebab inflasi, seperti bawang merah.

Selain fokus pada pengendalian inflasi, Inspektur I Itjen Kemendagri, Brigjen Pol Rustam Mansur, mengingatkan pentingnya menjaga kondusivitas wilayah, terutama menjelang Pilkada serentak 2024.

"Agar potensi kerawanan, seperti penyebaran berita hoax, dapat dideteksi lebih awal, diperlukan koordinasi intensif dengan Forkopimda dan penerapan sistem peringatan dini," tutupnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.