Kasmuri Petani Inovatif di OKI yang Ciptakan Rice Milling Unit Hemat Biaya, Dilirik Bank Indonesia


Kayuagung - Di Desa Sungai Belida, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), nama Kasmuri atau yang akrab disapa Pak Muri, dikenal sebagai sosok petani yang inovatif. Berbekal pengalaman mengurus penggilingan padi milik ayahnya di Jawa, Pak Muri berhasil memodifikasi mesin penggilingan padi biasa menjadi Rice Milling Unit (RMU) dengan kapasitas 3 ton per jam. Mesin ini mampu menghasilkan beras berkualitas medium, dan kini mendapat perhatian dari Bank Indonesia.

"Saya ini cuma petani biasa, sekolahpun cuma tamatan SMP. Tapi saya ingin membuat sesuatu yang bermanfaat untuk banyak orang dan memiliki nilai ekonomis," ungkap Pak Muri saat ditemui oleh tim dari Pemkab OKI dan Bank Indonesia Perwakilan Sumsel pada Selasa, 27 Agustus di desanya.

Pak Muri berbagi cerita tentang bagaimana mesin serba guna ini diciptakan untuk merespons keluhan petani terkait tingginya biaya penggilingan padi. Berangkat dari keinginan membantu sesama, ia menciptakan mesin yang hemat biaya namun mampu bersaing dalam hal produksi.

Mesin RMU hasil modifikasinya kini telah dilengkapi dengan berbagai fitur seperti mesin pengering, pengayak, pemisah dedak, dan pencacah beras. "Mesin pengering padi mengurangi kadar air tanpa perlu dijemur, sehingga lebih hemat waktu. Setelah beberapa jam, gabah siap digiling," jelasnya.

Kasmuri mengklaim bahwa dengan mesin ini, beras yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, dengan kandungan beras kepala besar mencapai 95 persen dan derajat sosoh 100 persen. Selain itu, tidak ada limbah karena kulit padi langsung diolah menjadi dedak halus sebagai pakan ternak.

Pemanfaatan Mesin Bekas dan Dukungan Perbankan

Mesin yang digunakan dalam modifikasinya berasal dari pabrik-pabrik yang beralih ke tenaga listrik, sehingga biaya produksinya lebih murah. "Semua mesin yang saya pakai bekas, tidak ada yang baru. Tapi, modifikasi harus presisi agar kualitas beras tetap terjaga," ujar Pak Muri.

Ia pun mengandalkan jaringan usahanya sejak awal 2000-an untuk menyerap gabah dari berbagai kecamatan di OKI. "Saya tahu kapan musim panen di setiap wilayah, mulai dari Lempuing hingga Jalur dan OKU Timur. Bahkan saya juga ambil dari Lampung," tambahnya.

Pelanggan pun tidak hanya datang dari daerah sekitar, tetapi juga dari Lampung hingga Sumatera Barat. "Orang-orang datang sendiri membawa truk atau fuso, tapi kami tetap utamakan kebutuhan beras lokal," jelasnya.

Usaha keras Pak Muri pun membuahkan hasil. Bank Indonesia dan Bank Sumsel Babel mulai melirik usahanya untuk dikembangkan lebih lanjut. Bank Indonesia bahkan berencana mengembangkan kapasitas mesin RMU-nya untuk menghasilkan beras premium secara bertahap.

"Kami akan menggandeng pemerintah daerah melalui Perumda untuk mendukung pengembangan sektor hilir pertanian di OKI," ujar Muhamad Ardian Dwinanto dari Bank Indonesia Perwakilan Sumsel.

Bank Sumsel Babel juga menunjukkan minat untuk memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) guna mendukung pengembangan usaha Pak Muri. "Potensinya besar, kita siap membantu dari sisi permodalan," kata Saka Al Amin, Kepala Bank Sumsel Babel Cabang Kayuagung.

Tak Pelit Berbagi Keahlian

Selain mengembangkan usahanya sendiri, Pak Muri juga dikenal tidak pelit berbagi ilmu. Sejak 2019, ia telah membantu memodifikasi puluhan mesin penggilingan padi dari daerah lain. Banyak pengusaha datang meminta bantuan untuk memodifikasi mesin atau memperbaiki kerusakan.

"Saya tidak takut rezeki saya diambil orang. Bagi saya, rezeki sudah ada takarannya. Kalau orang lain bisa maju, saya ikut senang," ujar Pak Muri dengan penuh keyakinan.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.