Belasan Penyintas Bibir Sumbing di OKI Kini Bisa Tersenyum Lebar
Ibu Raisa, Rokayah, merasa sangat bersyukur karena tim medis berhasil mengembalikan senyum putrinya. Sebagai keluarga petani, Rokayah mengakui bahwa membiayai operasi untuk kondisi bibir sumbing yang diderita Raisa sejak lahir merupakan beban yang berat. "Saya bersyukur dengan adanya kegiatan ini. Senyum anak kami kembali, dan dia sekarang tidak minder lagi untuk bergaul dengan teman-temannya," kata Rokayah dengan penuh haru.
Kelahiran bayi dengan kelainan celah bibir dan langit-langit (CBL) yang lebih dikenal sebagai bibir sumbing tidak hanya berdampak pada kondisi fisik, tetapi juga memberikan tantangan sosial dan finansial bagi keluarga. Oleh karena itu, dukungan berbagai pihak sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup para penyintas.
Pj. Bupati OKI, Asmar Wijaya, memberikan apresiasi tinggi terhadap bakti sosial yang diselenggarakan oleh TP PKK OKI bersama Smile Train Indonesia dan mitra lainnya. "Bibir sumbing adalah salah satu kondisi yang sulit tercover oleh BPJS. Penderita sering kali harus bertahan hidup dengan kondisi ini selama bertahun-tahun, sehingga perlu uluran tangan dari kita semua," ujar Asmar.
Asmar juga menyatakan bahwa bakti sosial ini merupakan wujud nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat yang membutuhkan. "Ini adalah kegiatan ketiga kalinya. Sempat terhenti karena pandemi COVID-19, namun sekarang kita kembali membantu memulihkan rasa percaya diri para penyintas agar mereka bisa menatap masa depan dengan ceria," tambahnya.
Ketua TP PKK OKI, Sukmawati Asmar, menegaskan bahwa TP PKK bersama Smile Train Indonesia berkomitmen untuk turut serta membantu pemerintah dalam bidang kesehatan. "Kontribusi semua pihak dalam kegiatan ini diharapkan dapat mengembalikan senyum indah anak-anak kita," ujar Sukma.
Kegiatan ini, lanjut Sukma, khusus ditujukan bagi warga tidak mampu di Kabupaten OKI. Sementara itu, Dr. Iqmal Perlianta, SpBP, Ketua Yayasan Ummi Romlah dan Smile Train Indonesia, menjelaskan bahwa penanganan bibir sumbing melibatkan beberapa tahapan operasi.
"Prosesnya dimulai dengan medical check-up (MCU), pemeriksaan darah lengkap, thorax, dan lainnya. Setelah itu, dilakukan screening akhir oleh tim dokter bedah mulut," terang Dr. Iqmal. Ia juga menjelaskan bahwa penanganan bibir sumbing dilakukan bertahap, mulai dari operasi bibir pada usia 3 bulan, perbaikan langit-langit pada usia 10 bulan, perbaikan hidung pada usia 4 tahun, perbaikan gusi pada usia 8 tahun, hingga finishing pada usia 9 tahun.
"Bhakti sosial hari ini merupakan paket lengkap. Ini menunjukkan bahwa pemerintah hadir untuk masyarakatnya," pungkas Dr. Iqmal.
Tidak ada komentar
Posting Komentar