Pj Bupati OKI Paparkan Kiat Kendalikan Inflasi dan Digitalisasi Keuangan Daerah
Dalam pengendalian Inflasi dijelaskan Asmar OKI menerapkan
strategi 4 K, yaitu Menjaga Keterjangkauan harga, Ketersediaan Pasokan,
Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif.
"Kita memiliki beberapa inovasi seperti pasar murah
melalui program Perjaka, tanam cabe serentak (Balap Becak), Bismilah oleh
Baznas, Operasi Pasar, Kerjasama Daerah, serta toko TIPD yang menyediakan
pangan murah terjangkau," terang Asmar.
Dipaparkan Asmar Pemkab OKI melibatkan seluruh stakeholder dalam
menjaga kestabilan harga.
"Kita libatkan seluruh pemangku kepentingan,
Forkompimda, Perusahaan, Perbankan, Bulog, dan Instansi vertikal," ujarnya.
Gelaran pasar murah di OKI tambahnya sudah dilaksanakan
sebanyak 20 kali khususnya pada lokasi penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK)
dengan serapan sebanyak 75 ton beras dan 90.50 paket bapokting.
Panen Raya Maret-April,
OKI Surplus Beras
Dihadapan Pj. GUbernur Sumsel dan Bupati/Walikota se-Sumsel
Asmar juga menyebut kesiapan Kabupaten OKI Menghadapi kebutuhan bahan pokok
terutama beras pada Ramadan dan jelang Idul Fitri.
"Untuk periode Maret ada potensi panen seluas 15.205 Ha
dengan produksi 86.819 atau surplus 44.047 ton (gkg) sementara April potensi
panen 20.088 Ha, produksi 114.701 ton (gkg). Ada surplus 60.058 ton
beras," papar Asmar.
OKI tambah dia akan memaksimalkan upaya pengendalian inflasi
dan menjaga pertumbuhan ekonomi daerah terlebih menjelang Hari Besar Keagamaan
Nasional (HBKN) yaitu Bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang berpotensi
meningkatkan inflasi.
Salah satu Pemda
dengan Indeks ETPD Tertinggi di Sumsel
Selain pengendalian inflasi, pemerintah Kabupaten OKI juga
mendorong perluasan digitalisasi khusus pada transaksi keuangan pemda.
Optimalisasi tersebut dilakukan pada pembayaran pajak,
retribusi, pengeluaran dan belanja dari tunai ke berbasis digital serta
berbagai upaya mengajak masyarakat untuk membiasakan transaksi non tunai.
"Upaya terpadu dan terintegrasi Pemkab OKI untuk
mengubah pembayaran pajak dan retribusi, belanja tunai menjadi nontunai
berbasis digital dengan tujuan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan keuangan daerah,"pungkasnya.
Atas upaya tersebut Pemkab OKI menjadi salah satu daerah
dengan indeks Elektronifikasi Transaksi Pemda (ETPD) tertinggi di Sumsel
bersama Kota Palembang, Lubuk Linggau dan Pemprov Sumsel dengan skor 93,3 persen dan berpredikat digital.
Tidak ada komentar
Posting Komentar