Masjid Agung Solihin Kayuagung, Rumah Ibadah yang Ramah, Profesional dan Memberdayakan Umat
Masjid Agung Solihin Kayuagung telah memberi teladan.
Pengelolaan masjid yang tidak hanya sebatas tempat ritual ibadah namun juga
ruang interaksi antar umat serta memberi solusi terhadap berbagai persoalan
umat. Pengelolaan keuangan masjid
menjadi faktor penentu keberhasilan masjid ini sebagai tempat pembinaan sekaligus
solusi persoalan umat.
Ditemui selepas Sholat Ashar pada Kamis, (23/3/23) Ketua
Takmir Masjid Agung Solihin Kayuagung, H. Antonius Leonardo menceritakan Masjid
yang menjadi kebanggaan masyarakat Ogan Komering Ilir ini dimakmurkan oleh
empat unsur, yaitu pemerintah, aghnia (pengusaha), jema’ah dan umat.
“Sebagai masjid besar Kabupaten, masjid ini menjadi contoh
bagi masjid-masjid lain di Ogan Komering Ilir dari tata kelola peribadatan
hingga keuangannya agar masjid tidak sekedar menjadi tempat ritual peribadatan
tetapi juga menyejahterakan umat,”terang dia.
Masjid yang berdiri tepat di pinggiran Sungai Komering ini
tampak megah, bangunannya berwarna putih bersih. Ornamen khas Sumatera Selatan
berwarna emas dan merah maroon menambah ke indahan Masjid. Di Halaman Masjid
terdapat miniatur Perahu Kajang yang menjadi ikon masyarakat Kayuagung. Setiap
tahun masjid ini direnovasi untuk memberi kenyamanan bagi jema’ah. Pemugaran
paling signifikan dilakukan di masa kepemimpinan Bupati Ogan Komering Ilir, H.
Iskandar, SE sehingga masjid ini jadi ikon wisata religi di kota ini.
Misi melayani Jema’ah
Selain keindahan bangunannya, Manajemen takmir masjid juga
menjadi daya tarik jema’ah untuk betah beribadah di masjid ini. H. Anton
memaparkan ada 3 (tiga) prinsip pelayanan yang diterapkan oleh pengurus masjid
kepada jema’ah antara lain, keamanan, kenyamanan, dan tertib peribadatan.
“Masjid itu harus ramah dengan jema’ahnya. Terbuka dan
melayani” terangnya.
Untuk pengamanan masjid Agung Solihin memiliki 3 orang
petugas keamanan yang berjaga selama 24 jam. Petugas ini dibagi mejadi 3 ship
per 8 jam.
“Ada petugas khusus yang menjaga kendaraan bahkan sendal
jema’ah. Mereka kita beri insentif yang layak sesuai beban tugasnya agar jangan
ada jema’ah yang hilang kendaraan karena beribadah di masjid ini” terang dia.
Untuk parkir kendaraan jema’ah juga tidak dipungut uang
parkir oleh petugas tambah Anton.
Untuk memberi kenyamanan, kebersihan masjid jadi prioritas.
Takmir masjid menugaskan beberapa orang marbot yang setiap hari menjaga
kebersihan masjid. Mulai dari bagian dalam masjid hingga toilet dijaga agar
selalu bersih. Kesejahteraan para Marbot ini juga diperhatikan.
“Melalui infak jema’ah juga kita bisa memberi honor kepada
para Marbot dengan upah yang layak karena penting memperhatikan kesejahteraan
meraka” ungkapnya.
Sementara untuk tertib
peribadatan Masjid Agung Solihin memiliki 3 orang imam tetap. Dua diantaranya
merupakan Hafidz Al Qur’an 30 Juz.
“Yang datang ke masjid berasal dari berbagai latar belakang
bukan hanya orang-orang yang sudah terbiasa beribadah. Ada yang baru mengenal agamanya.
Ada yang ingin belajar. Kehadiran imam tetap penting dalam tata kelola Masjid
tidak hanya mengimami sholat tetapi juga menjadi guru dan panutan jema’ah” ujar
Anton.
Soal peribatan ini papar H. Anton masjid memiliki beberapa
program bimbingan dan edukasi umat.
“Kita punya program dauroh rutin seperti yang sudah
dilaksanakan dauroh cara bersuci dan sholat yang baik, dauroh mengurus jenazah
dari mentalkin sampai dengan menguburkan mayit. Ilmu-ilmu yang banyak
diperlukan oleh umat namun kadang banyak yang melupakan.” Terang dia.
Pelatihan dauroh itu diajarkan ustadz dan praktisi. Sekali
pelaksanaan daurah jelas Anton pengurus Masjid mengeluarkan biaya berkisar 14
juta rupiah.
“Dari infak dan sedakah tadi. Agar memberi manfaat kepada
umat.” Ujarnya.
Berdaya dengan Prinsip Transparansi Tata Kelola Infak Umat
H. Anton menjelaskan pada awalnya masjid Agung hanya
mengandalkan infak rutin sebagai sumber utama pendanaan masjid. Kemudian infak
itu berkembang menjadi Gerakan infak jema’ah mandiri dengan tujuan menciptakan
Jemaah yang mampu mandiri secara financial.
Gerakan tersebut sukses menaikkan infak masjid tiap pekan
hingga 200 persen melalui pengelolaan manajemen terukur sehingga masjid memberi
kontribusi bagi masyarakat dan kesejahteraan umat.
“Prinsipnya adalah transparansi memberi keyakinan kepada
orang yang berinfak bahwa harta yang dia sisihkan bermanfaat dan mengalir
pahalanya” ucap Anton.
H. Anton yang juga menjabat Asisten Bidang Pemerintahan dan
Kesra di Sekretariat Daerah Kabupaten OKI ini mengatakan pengelolaan infak
masjid Agung Solihin layaknya tatakelola keuangan di birokrasi.
“Ada tahapan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan hingga
pengendalian berbasis aktual,” terang dia.
Keberhasilan pengelolaan keuangan masjid itu tidak terlepas
dari manajemen infak umat yang diatur rapi dan tepat sasaran. Ada kotak infak
khusus kemakmurkan masjid, Kotak infak menyantuni anak yatim, infak umrah
Jemaah serta infak kemaslahatan umat.
“Jadi seperti perencanaan keuangan daerah ada kode rekening
dan kotak infak khusus. Dari situ kita bisa mengumrohkan jema’ah, menyantuni
anak yatim bahkan membantu jema’ah dan masyarakat sekitar yang tertimpa
musibah.” Ujarnya.
Sampai dengan tahun ini jelas H. Anton Masjid Agung Solihin
Kayuagung telah menghabiskan dana sekitar 600 juta rupiah untuk menyantuni anak
yatim.
Gerakan Subuh Berjemaah Berhadiah Umroh
Gerakan Salat Subuh Berjamaah Masjid Agung Sholihin
merupakan upaya takmir masjid untuk menjadikan masjid selayaknya masa
Rasulullah Muhammad SAW
"Nabi dan para sahabat tidak pernah melaksanakan sholat
wajib di rumah. Mereka melaksanakan sholat wajib berjamaah di masjid,"
kata H. Anton.
H. Anton mengatakan, pengurus Masjid Solihin Kayuagung
selalu menggalakkan salat jamaah di Masjid. Seperti dicontohkan Nabi terutama
sholat Subuh berjemaah melalui Gerakan Salat Subuh berjemaah di masjid.
Bagi Jemaah yang rutin Solat Subuh berjemaah di Masjid ini
berkesempatan mendapat hadiah umroh ke Tanah Suci Makkah.
"Untuk tahun ini ada 2 orang jamaah bakal
diberangkatkan umroh untuk periode program salat subuh berjamaah," ujar
Anton.
Tentunya ada persyaratan yang wajib dipenuhi untuk
mendapatkan hadiah umroh ini. Yakni berusia di atas 17 tahun dan aktif salat
lima waktu di Masjid. Lalu terpenting lagi aktif salat subuh berjamaah di Masjid
Agung Sholihin Kayuagung.
Program ini tambah H. Anton menggunakan sistem poin. Jemaah
menukarkan poin salat subuh berjamaah minimal 40 hari dengan kupon umroh.
"Semoga dengan adanya program gerakan salat subuh
berjamaah di Masjid ini, bertambah banyak masyarakat yang salat subuhnya di
Masjid," katanya.
H. Anton berpesan, meskipun ada program gerakan salat subuh
berjamaah berhadiah umroh, masyarakat diminta untuk tetap niatkan ibadah
semata-mata karena Allah SWT.
Rumah Para Penghafal Al-Qur’an
Suasana hati yang damai kian terasa sejak memasuki pelataran
masjid. Di Pojok-pojok Masjid terdapat anak-anak muda belia tampak khusuk
dengan hafalannya. Masjid ini sudah menjadi rumah bagi para pecinta Al-qur’an.
“Ada puluhan anak-anak penghafal Al-Qur’an disini. Kita
fasilitasi biar beri berkah bagi masjid dan masyarakat sekitar” terang H.
Anton.
Tidak hanya menghafal para Hafidz ini terang juga mengajari
jema’ah dan masyarakat yang ingin memperbaiki bacaan bahkan memperdalam ilmu
Alqur’an.
“Biasanya selepas magrib jika tidak ada dauroh mereka
mengajari jema’ah sini membaca Al-Qur’an,” Tambah Anton.
Suasana Ramadhan 1444 H kian terasa khidmat di Masjid Agung
Solihin. Takmir masjid telah menyiapkan berbagai program untuk melayani umat
yang ingin meningkatkan ketaqwaannya di bulan suci ini. Program tersebut antara
lain pembagian takjil bagi jema’ah dan musafir, kultum selepas sholat zuhur dan
Sholat Tarawih 1 malam 1 Juz.
“Banyak keutamaan khatam Al Qur’an saat sholat tarawih.
Kebiasaan ini sudah kita jalankan sejak 10 tahun terakhir. Lalu kultum ba’da
Zuhur itu karena kita lihat masjid ini ramai di waktu zuhur terutama oleh
pegawai perkantoran sekitar masjid. Kita juga program membagikan 200 takjil
untuk jema’ah dan musafir yang mampir untuk Sholat Magrib” kata Anton.
Menjelang pembagian Zakat, Infak dan Shodaqoh di akhir
Ramadhan nanti jelas Anton. Pihak masjid telah menunjuk panitia amil. Bahkan
terangnya Masjid telah memiliki data mustahik atau orang yang berhak menerima
zakat.
“Data mustahik itu terus dilakukan permbaruan agar yang
menerima zakat benar-benar orang yang tepat. Selain itu penerima zakat tidak
perlu datang berkerumun di masjid saat pembagian. Mereka cukup tunggu di rumah
kita yang antarkan,” .
Sementara untuk pelaksanaan ibadah kurban pada Hari Raya
Idul Adha juga dilaksanakan dengan tertib. Panitia kurban membagikan daging
kurban langsung ke rumah-rumah warga.
Bahkan pengurus masjid menjalin kerjasama dengan rumah
pemotongan hewan bersertifikasi untuk menjaga kualitas hewan kurban.
“Alhamdulilah untuk kurban di masjid ini terus bertambah
dari tahun ke tahun karena kita menjaga kualitas hewan kurbannya serta
memanajemen pembagian daging kurban,” terang Anton.
Hewan kurban yang dibagikan berasal dari perorangan dan juga
hasil arisan dari Jemaah Masjid.
Tidak ada komentar
Posting Komentar