OKI Berhasil Turunkan Stunting Sebanyak 17 Persen
Penurunan stunting itu terjadi di masa pandemi bukan terjadi
di masa biasa. Oleh karenanya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
mengapresiasi daerah-daerah yang mampu menekan angka stunting secara
signifikan. Dia juga berharap di masa yang normal penurunan kasus stunting bisa
lebih tajam lagi sehingga target penurunan stunting di angka 14% di 2024 dapat
tercapai.
Penurunan signifikan stunting di OKI berkat upaya
kolabaratif berbagai sektor. "Penanganan stunting dari hulu ke hilir,
secara konvergensi atau lintas sektoral" Ujar Kepala Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) OKI, H. M. Lubis, S. KM, M. Kes di
temui Jum'at, (27/1).
Lubis menerangkan keseriusan Pemkab OKI dalam menyelesaikan
persoalan stunting dimulai dengan dibentuknya Tim Percepatan Penurunan Stunting
(TPPS) Tingkat Kabupaten dan Kecamatan serta Desa/Kelurahan oleh Bupati OKI.
Infrastruktur dan lembaga yang ada, lanjutnya, digerakkan
untuk memudahkan menyelesaikan persoalan stunting. Dari lingkungan mulai dari
air bersih, jamban keluarga, sanitasi, rumah yang sehat, kecukupan gizi ibu
hamil dan balita melalui kerja terintegrasi dan
terkonsolidasi.
Pemkab OKI juga mengerahkan sebanyak 1.806 orang Tim
Pendamping Keluarga (TPK) yang bertugas
mendampingi 4.200 Rukun Tetangga (RT) tersebar di 327 desa di wilayah OKI.
"Mereka ini mendampingi keluarga yang dikategorikan
mengalami stunting hingga rentan stunting agar ada perubahan perilaku agar
hidup lebih sehat dan memperhatikan tumbuh kembang anak di 1.000 hari pertama
kehidupan" jelas Lubis.
Kiat sukses lainnya penurunan stunting di OKI berkat
pendampingan mulai dari hulu. Berkolaborasi dengan Kementrian Agama, Pemkab OKI
menggagas program program "Cegah Stunting dan Tingkatan Kualitas Keluarga
dengan Terencana" atau (Canting Kencana).
"Canting Kencana" itu pendampingan para calon
pengantin. 3 bulan sebelum menikah, calon pengantin harus diperiksa
kesehatannya dengan petugas kesehatan
kalau anemia/kurang darah dan KEK (kurang gizi Kronis) diimbau untuk menunda
kehamilan dulu demi kesehatan ibu dan bayi sampai gizi tercukupi" terang
Lubis.
Tim pendamping keluarga ini terdiri dari kader KB, bidan, TP
PKK desa, Kantor Urusan Agama (KUA) yang bertugas memberikan edukasi dan
konsultasi hingga pengecekan kesehatan calon pengantin.
Kabupaten OKI menurut Lubis optimis target nasional
penurunan stunting 14 % pada tahun 2024 dapat dicapai.
"Kita optimis dengan kekuatan kita bersama semuanya
bisa bergerak. Angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya
bekerja bersama-sama,” ucap Lubis.
Tidak ada komentar
Posting Komentar