Pemkab OKI Upayakan Bantuan Benih, Lahan Fuso Kena Banjir
“Kami akan usulkan melalui cadangan benih nasional (CBN)”,
Ungkap Kepala DKPTH OKI melalui Sekretaris Dinas, Indesi Karyanto pada rakor
penanggulangan bencana banjir dan longsor di markas komando BPBD OKI, Kamis,
(20/1).
Indesi menjelaskan Cadangan Benih nasional (CBN) adalah
benih tanaman pangan yang diperuntukkan untuk kebutuhan mendesak seperti adanya
bencana alam yang menyebabkan pertanian mengalami gagal panen atau fuso.
Prosedur untuk mendapatkan benih dari CBN ini menurut Indesi
cukup mudah. Yaitu cukup mendapat pengesahan dari petugas lapangan bahwa lahan
tersebut memang mengalami bencana yang berakibat gagal panen.
“Cukup ada petugas lapangan yang memang menyatakan bahwa
lahannya memang mengalami gagal panen akibat bencana alam,”Terang dia.
Meski beberapa lahan persawahan di OKI terancam fuso Indesi
memastikan cadangan beras di Kabupaten OKI tetap aman.
“Kita memiliki ketersediaan beras yang cukup aman dan masih
bisa mengandalkan produksi tahun lalu sebanyak 485.824 ton Gabah Kering Giling (GKG)
atau senilai 200 an ribu ton beras” jelas dia.
Dalam kesempatan tersebut Indesi meminta kepada para petani
yang tanamannya rusak terendam untuk tidak buru-buru menanam, karena prediksi
BMKG curah hujan masih akan tinggi sampai pertengahan Februari sampai dengan
Bulan April 2022
"Lebih baik bersabar sebentar, menunda tanam, daripada
ditanam nanti terendam lagi," imbuhnya.
Para rakor tersebut, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir
(OKI) telah melakukan langkah strategis guna mengatasi dampak bencana banjir
yang merendam beberapa wilayah pada 8 Kecamatan antara lain mengintensifkan
posko siaga BPBD OKI serta posko kesehatan di wilayah terdampak.
“Secara tipologis wilayah OKI memang rentan terhadap bencana
banjir karena berada di dataran rendah rawa dan sungai. Secara kearifan lokal
masyarakat terbiasa menghadapi luapan air sungai namun kita harus hadir untuk
memastikan bahwa bencana ini jangan berdampak kerugian ekonomi bahkan jiwa”
ujar Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin.
Listiadi memaparkan banjir di Ogan Komering Ilir awal tahun
ini antara lain berdampak kepada 237 kepala keluarga, 990 jiwa, 229 rumah, 2
unit sekolah serta 2.773 hektar lahan persawahan.
Listiadi mengungkap pihaknya telah melakukan maping dan cek
lapangan wilayah terdampak banjir. Untuk itu rakor yang diselenggarakan untuk
menguatkan simpul koordinasi semua pihak untuk menanggulangi dampak banjir.
“Kebutuhan-kebutuhan mendesak seperti air bersih, tenaga kesehatan, bantuan pangan, atau penambahan posko-posko kita siagakan” ungkap dia pada rakor yang dihadiri berbagai pemangku kebijakan tersebut.
Tidak ada komentar
Posting Komentar