Sisi Lain Kuala Dua Belas, Desa Viral Akibat Styrofoam, Gaji Puluhan Juta Hingga Rumah Mewah di Jakarta
Dibalik video viral tersebut, siapa sangka Desa Kuala Dua
Belas dihuni oleh warga yang berpenghasilan puluhan juta bahkan ada yang
memiliki rumah mewah di Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta.
Kisah itu diceritakan Jemi Camat Tulung Selapan, Ogan
Komering Ilir. Pria ini tahu betul kehidupan warga sekitar. Wajar saja dia
sudah bertugas diwilayah pesisir timur
OKI Sumatera ini sejak 18 tahun lalu.
“Saya diangkat tahun 1993 langsung ditempatkan di Pantai
Timur ini, sehingga tahu betul kehidupan masyarakatnya” ujarnya dihubungi
Sabtu, (25/9) malam.
Desa Kuala Dua Belas memiliki luas 11.000 Ha dan dihuni oleh
450 an Kepala Keluarga. Jumlah penduduknya mencapai 1.076 orang. Penduduk desa
tersebar di beberapa dusun sepanjang muara laut Selat Bangka itu. Penduduk
terdiri dari beragam suku. Bugis, Jawa dan di dominasi penduduk lokal.
“Mereka rukun berdampingan, tidak pernah ada perselihanan
meski beragam suku” terang Jemi.
Mata pencaharian utama penduduk disini 40 persen berprofesi
sebagai nelayan, 50 persen petambak udang windu dan sekitar 10 persen
pembudidaya burung walet.
“Secara ekonomi mereka berkecukupan, meski hidup sederhana
di desa” tukas Jemi.
Diceritakan Jemi kehidupan warga di desa ini sangat
berdampingan dengan alam. Mereka melaut di Selat Bangka untuk mencari ikan duri
atau disebut warga sekitar baung laut.
Ikan tersebut disalai atau diasap
sebelum dijual kepada pengepul yang datang ke desa.
“Harganya sekitar Rp 45.000 per kg itu sudah di salai (ikan asap)” terang dia.
Sementara hasil tambah udang Windu mereka bawa ke Rawa Jitu
di Lampung, ke Palembang, bahkan ke Muara Angke Jakarta.
“Udang Windu itu kalau di Palembang kelas reguler harganya
sekitar Rp 62.000 per kg, kalau Black Tiger bisa mencapai Rp 70.000 per kg”
ujar Jemi.
Untuk penghasilan dari budi daya walet, Warga menjual sarang
burung tersebut di Palembang. Harganya puluhan juta rupiah per kilogram.
“Sarang burung walet itu tau sendiri ya, harganya sekitar 8
sampai 10 juta perkilo. Jualnya di Jalan Veteran Palembang” terangnya.
Meski berpenghasilan puluhan juta, tambah Jemi masyarakat
Kuala 12 hidup dengan sederhana.
“Memang harga sembako mahal disini, karena belinya jauh di
daratan” pungkasnya.
Untuk berbelanja terang jemi masyarakat setempat pergi ke
Kalangan (pasar selang) di Sungai
Lumpur, dan Tulung Selapan.
“Kalau belanjanya banyak mereka ke Muara Angke” ujarnya.
Sekolahkan Anak di Kota Besar
Meski berada dipesisir dan jauh dari keramaian, warga Kuala
12 tidak ingin anak-anak mereka terbelakang dan tak mengenyam Pendidikan. Oleh
karena itu mereka mengirim anak-anaknya untuk bersekolah dan kuliah di
kota-kota besar seperti Palembang dan Jakarta.
Untuk menyekolahkan anak ini mereka membeli atau menyewa
rumah di kota-kota tersebut.
“Kalau di Palembang sekitaran kampus di daerah Plaju, kalau
di Jakarta sekitar Pantai Indah Kapuk, ada juga di kota-kota lain seperti
Bandung dan Yogyakarta” ujar Jemi.
Video Viral Bikin Resah Warga
Diutarakan Jemi warga Desa Kuala 12 dibuat resah oleh video
yang viral di media sosial beberapa hari terakhir. Warga merasa terusik
ketenangannya.
Adapun perekam video tersebut bukan penduduk setempat. Dia
adalah pendatang yang sedang cari nafkah di desa.
“Teknisi alat berat asalnya dari Lampung, bekerja lahan
tambak milik warga. Dia belum tahu kebiasaan-kebiasaan warga. Anak-anak disini
sudah terbiasa dengan air. Bahkan mereka mampu menyeberangi sungai selebar 120
meter ini dengan berenang” tutur Jemi.
Dia berharap warga bisa menahan diri. Untuk itu Sabtu (24/9)
malam dia bersama Kapolsek, Danramil Tulung Selapan menginap di Desa Kuala Dua
Belas untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dia juga menghimbau
orang tua siswa tak lagi membiarkan anak-anak menyebrang sungai dengan
styrofoam.
Jemi berharap setelah kehebohan ini warga bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Menjalani hidup mereka yang mesra dengan alam.
Tidak ada komentar
Posting Komentar