Pemkab OKI Inisiasi Desa Mandiri Internet
Kepala Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten OKI, Alexander Bustomi melalui Sekretaris Dinas, Dodi
Ariestanto mengatakan ketersediaan jaringan internet menjadi faktor penting
membangun ekosistem digital di desa. Sebab, saat ini kondisi desa berbeda-beda
antara satu dengan yang lainnya.
"(Jaringan internet) ini
yang kami kira sangat membantu dan mendukung supaya desa-desa kita yang tadinya
tertinggal dan sangat tertinggal bisa lebih cepat, lebih maju, lebih berkembang
dan bisa mendorong secara terus-menerus pertumbuhan ekonomi yang ada di desa,”
ungkapnya saat menggelar Focus Group Discusion (FGD) Desa Internet Mandiri di
Kecamatan Tanjung Lubuk, (10/2/21)..
Tantangan pemerataaan layanan
akses digital di Ogan Komering Ilir menurut Dodi karena geografis wilayah serta
terbatasnya peran pemda dalam penyediaan sarana dan prasarana pos dan
telekomunikasi.
“Dan perlu di ketahui bahwa
Pemerintah Daerah tidak bisa membangunkan tower telekomunikasi untuk masyarakat
karena itu merupakan ranah bisnis telekomunikasi namun kita bisa menginisiasi
dan mendorong provider untuk membangun itu dengan perhitungan dan pertimbangan
bisnis mereka” terang dia.
Internet desa mandiri menurut
Dody salah satu solusi yang ditawarkan Pemkab OKI. Untuk mewujudkan pemerataan
layanan digital. Pemkab OKI menggandeng Asosiasi Penyelenggaran Jasa Internet
Indonesia (APJII) Sumatera Selatan selaku asosiasi resmi yang akan membantu
membuka akses internet di wilayah blank spot melalui program Desa Internet
Mandiri.
Ketua APJII Sumsel Sony
Oktapriandi mengungkap sejak tahun 2020 lalu secara nasional Program internet
desa mandiri telah menyasar desa-desa daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar
(3T).
“Secara nasional program ini
sudah dimulai sejak tahun 2020. Target kami desa-desa yang memang termasuk daerah
3T, susah mengakses” ujar.
Sony menjelaskan tiga alternative
Teknologi yang digunakan APJII untuk menyediakan jaringan internet antara lain
melalui kabel serat optik, radio sinyal dan satelit.
“Tergantung pada kondisi wilayah
desa. Jika telah ada tower telekomunikasi atau tiang listik saja bisa melalui
serat optik, juga radio suar sinyal. Untuk wilayah blankspot memakai teknolongi
satelit” terang dia.
Terkait pembiayaan jelas Sony,
penyediaan jasa internet ini merupakan investasi bagi desa untuk mengembangkan
Badan Usaha Unit Desa (BUMDes).
“Kalau kita lihat sekarang setiap
desa punya dana desa dan dapat APBD. Nah, ini bisa dialokasikan ke BUMDes untuk
membangun infrastruktur internet di desa-desa,” ujar dia.
Dengan kemandirian internet desa
ini tambah dia desa akan mendapatkan akses internet (wifi), yang akan membantu
ekosistem desa memproduksi hasil unggulannya agar masuk pada pasar global.
Begitu juga, potensi pariwisata
di desa yang sangat strategis bisa dipromosikan dengan baik dan berkembang
sampai ke pasar global jika dibantu dengan infrastruktur digital yang masif.
"Saya kira ini juga sangat berkesesuaian dengan visi Pak Bupati, membangun infrastruktur telekomunikasi di desa atau tol langit dan seterusnya itu sangat membantu desa-desa kita di seluruh OKI,” katanya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar