Gotot Holden, Pjs Kades yang Entaskan Desa Talang Rimba dari Ketertinggalan
Kayuagung -Semangat Membangun OKI dari desa seyogyanya adalah Gerakan Desa Membangun, yakni kemandirian desa untuk membangun wilayahnya dan mengurangi ketergantungan dengan pemerintah daerah maupun pusat dengan mengoptimalkan dana desa.
Semangat ini yang di contohkan oleh Gotot Holden Pejabat sementara (PJS ) Kades Talang Rimba Kecamatan Cengal Kabupaten OKI. Upaya Gotot dalam membangun desa ini dapat menginspirasi kepala desa lainnya.
Pada November 2016, lalu Gotot yang sehari harinya bekerja sebagai ASN yang bertugas di Kantor Camat Cengal ini mendapat tanggung jawab baru sebagai pejabat sementara kades Talang Rimba.
Sebelumnya, Kondisi Desa Talang Rimba jauh tertinggal dari desa-desa lain. Bahkan dana desa yang disediakan oleh pemerintah selama tiga tahun berturut turut tidak mampu direalisasikan.
"Desa Talang Rimba tidak bisa merealisasikan anggarannya selama tiga tahun berturut turut meski terus kita beri pendampingan" Ungkap Suhaimi, AP, M. Si sekretaris DPMPD Kabupaten OKI ketika dihubungi, Minggu, (9/7).
Mengendapnya dana desa Talang Rimba menurut Suhaimi karena pejabat kades sebelumnya tidak menyampaikan RPJMD Des dan tidak mengurus administrasi pencairan dana desa sehingga pembangunan di desa tersebut terhenti.
Saat masa jabatan kades lama berakhir, Gatot ditunjuk sebagai Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa. Sejak dipercaya memimpin desa, Gotot lebih dahulu menata pikiran dan hati warganya. Ia berprinsip, yang terpenting bekerja itu harus ikhlas dan kerjasama. Semua ditujukan untuk kepentingan desa.
Setelah itu, dia berupaya merealisasikan RPJM Des yang sudah di susun dan merealisasikan dana desa yang sudah mengendap bertahun tahun, merapikan Administrasi desa, dan Mengajak masyarakat bekerjasama.
Gotot mengaku menerima banyak keluhan terkait kondisi infrastruktur di desa-desa yang buruk dan telah menghambat aktivitas perekonomian masyarakat.
Masyarakat desa yang rata-rata mata pencariannya pertanian, perkebunan, dan peternakan mengeluhkan kondisi jalan desa dan jalan antardesa maupun jalan penghubung desa ke kota yang sebagian besar rusak parah, berbatu, bahkan berlubang. Kondisi ini sangat menyulitkan mereka untuk melewati dengan kendaraan roda dua atau roda empat untuk menjual hasil pertanian, perkebunan atau peternakannya.
”Masalah infrastruktur ini sangat mendesak agar sarana transportasi desa berjalan lancar, ekonomi desa berjalan baik. Hal ini tentunya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi pengangguran dan kemiskinan di desa” ungkap Gatot,
" Upaya pertama yang saya lakukan membangun rasa kebersamaan masyarakat desa. Dengan dukungan Pemda, Pemerintah Kecamatan saya berupaya menjalankan RPJMes yang sudah disusun sebelumnya dan merealisasikan dana desa" Tuturnya.
Secara bertahap Gotot pun mulai membangun desanya. Dana desa yang berhasil dia cairkan diutamakan untuk membangun infrastruktur desa. ADD tahun 2015 dibangunkan jalan dengan kontruksi cor beton sepanjang 206 meter dilanjutkan DD tahun 2016 dibangunkan sepanjang 653 meter dengan lebar 4 meter. Target yang ingin dia tuntaskan sepanjang 1.227 meter.
"Permasalahan utama kami yang ada di desa ini utamanya infrastruktur. Untuk itu hasil musyawarah dengan masyarakat dana desa kami gunakan untuk membangun jalan poros desa dengan kontruksi cor beton" tuturnya.
Gotot menceritakan membangun infrastruktur desa yang berada di pelosok memiliki kesulitan tersendiri karena biaya yang dibutuhkan jauh lebih tinggi. "Harga material yang di datangkan tentu jauh lebih mahal di banding desa desa yang dekat dengan perkotaan. Transportasinya bisa dua sampai tiga kali lipat" tuturnya.
Namun demikian Gotot mengajak warganya tidak patah semangat. Tingginya biaya angkut material disiasati dengan memangkas jasa atau upah tukang dengan mengajak masyarakat bergotong royong. "Membangun itu dengan kebersamaan. Kalau dengan bergotong royong semua jadi ringan" tuturnya.
Selain membangun jalan menurut Gotot dana desa yang diterima dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat seperti mengaktifkan TP PKK Desa, Karang Taruna dan Dasa Wisma.
Gotot menuturkan, niatan yang terpenting dalam membangun desa, yaitu keikhlasan untuk mengabdi kepada masyarakat.
"Banyak desa yang tidak signifikan dalam memanfaatkan dana desa, digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat padahal permasalahan utama di desa itu, Ya Infrastruktur" Tuturnya.
Desa menurutnya memiliki banyak potensi sumber daya yang bisa dikembangkan menjadi kegiatan usaha produktif yang bisa memajukan ekonomi desa, menciptakan banyak peluang usaha dan lapangan kerja baru bagi masyarakat desa.
Namun, hal ini terhambat akibat kondisi infrastruktur desa yang tidak mendukung. Karena itu, dana desa perlu diprioritaskan untuk pembangunan atau perbaikan infrastruktur desa. ”Dengan tersedianya infrastruktur yang memadai di desa, saya optimis perekonomian desa akan cepat berkembang maju, memberikan kesejahteraan bagi masyarakat desa,” terangnya.
Pada tanggal 17 Juli nanti desa Talang Rimba akan melaksanakan Pilkades serentak bersama beberapa desa di Kabupaten OKI. Sebelum mengakiri masa tugasnya hingga Oktober nanti Gotot berharap kepada kepala desa terpilih mampu mengemban amanah rakyat, memimpin dengan hati dan mengutamakan masyarakat serta menuntaskan permasalahan di desa tersebut.
"Saya berharap kepala desa terpilih nanti bisa bersinergi menuntaskan permasalahan desa ini" pungkasnya.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tetap memposisikan desa sebagai fokus utama pembangunan. Pemberian Dana Desa (DD) langsung dari APBN dna APBD melalui alokasi dana desa (ADD) dan Bagi Hasil Lelang Lebak Lebung (L3) untuk dikelola masyarakat desa merupakan salah satu bukti konkrit bahwa Bupati H. Iskandar, SE, menepati janjinya untuk membangun dari desa.
Tahun 2017, Dana Desa di OKI dinaikkan jumlahnya menjadi Rp 120 Milyar atau meningkat 40 persen dibanding 2016 lalu. Artinya, setiap desa akan mengelola uang secara mandiri sebesar 1 Milyar per desa bahkan lebih.
Selain itu, desa-desa di OKI pada tahun 2017 ini diguyur dana Bagi Hasil Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Hasil Lelang Lebak Lebung (L3) hingga Rp 6,2 Milyar atau meningkat sebanyak 5 persen dari tahun sebelumnya.
Iskandar berharap dana desa ini mampu menjadi stimulan menaikkan geliat ekonomi di desa. “Meski disana-sini terjadi pemangkasan, dana desa tetap jadi prioritas kami. Dana Desa ini bisa menjadi stimulan terhadap percepatan pembangunan di desa," ujar Iskandar, saat menyerahkan SK Besaran Dana Desa pertengahan Maret lalu.
H. Iskandar, SE juga menekankan kepala desa yang telah menerima dana desa tersebut untuk memprioritaskan pemakaian anggaran untuk infrastruktur. Pasalnya, infrastruktur yang baik menurut Iskandar akan meningkatkan kegiatan ekonomi berjalan lancar.
”Bagi kepala desa yang telah menerima dana desa, untuk segera membangun atau memperbaiki infrastruktur di desanya masing-masing,” katanya.
Infrastruktur ini menurut Iskandar merupakan program prioritas yang harus segera dilaksanakan karena memang vital dan mendesak. Selain jalan desa, infrastruktur lainnya yang perlu diprioritaskan adalah jalan usaha tani, embung desa, sarana irigasi tersier, saluran budi daya perikanan, dan sarana-prasarana produksi di desa.
Iskandar menambahkan, ada perubahan desa dari objek pembangunan menjadi subjek pembangunan. Desa juga harus mampu mengelola potensinya malalui BUMDES Jika desa sudah mandiri menurutnya maka target pembangunan lebih cepat kita realisasikan pungkasnya.
“BUM-Des ini menjadi wadah membangun ekonomi desa. Bisa dengan membentuk unit usaha pertanian, peternakan, kerajinan UMKM. Juga bisa membentuk unit usaha simpan pinjam, penyewaan alat-alat, termasuk unit usaha jual beli/perdagangan," ujarnya.
"Selain meningkatkan dana desa pada tahun ini, Pemerintah Kabupaten OKI juga menaikkan tunjangan bagi para kepala desa, perangkat desa dan BPD," ungkap Iskandar menambahkan.
“Kami tau tugas bapak ibu kades sangat berat. Untuk itu tunjungan Kepala Desa, BPD dan Perangkat Desa kami naikkan Rp 3 juta per desa," ucap Iskandar.