Uang Palsu Beredar Diwarung-warung, Iptu Bambang Amankan Tersangknya
Kayuagung - Uang palsu diduga telah beredar di warung-warung wilayah Kecamatan Mesuji Raya dan Kecamatan Lempuing Jaya. Peredaran uang palsu pecahan Rp 20 ribu dan RP 100 ribu tadi, karena telah diamankan tersangka Anton Wijaya (22) mengantongi 16 lembar unpal.
Terungkapnya peredaran uang palsu, Rabu (18/5) tadi, berkat kecurigaan milik warung dari Desa Sukasari (D2) yang melayani korban berbelanja dengan menggunakan unpal pecahan Rp 20 ribu. Setelah memastikan bahwa uang yang diterimanya benar uang palsu, lalu pemilik warung melaporkan peristiwa yang merugikan warungnya ke Polsek Mesuji Raya dengan membawa barang bukti uang yang dianggap palsu.
Mendapat inforamsi dan laporan dari warga tadi, lalu Kapolsek Iptu Bambang Pancawala bersama personil menuju ke lokasi yang dicurigai. Dari kesergapan personil kepolisian tersangka Anton Wijaya warga Dusun I Desa Mukti Sari Kecamatan Lempuing Jaya OKI, berhasil diamankan tanpa perlawanan yang berarti.
Tersangka Anton, saat penangkapan setelah melakukan aktifitasnya membelanjakan uang palsu ke warung-warung Desa Sukasaru 1 sampai warung di Sukasari 3 hanya untuk membeli rokok. Melihat tersangka berada di warung, polisi lalu mendekati dan memegang kedua tangannya dan melakukan pemeriksaan dan ditemukan ratusan ribu uang pecahan Rp 20 ribu uang palsu sebanyak 9 lembar dan Rp 100 ribu uang palsu berjumlah 7 lembar.
“Uang palsu yang masih ditangannya berjumlah Rp 880 ribu,” kata Kapolres OKI AKBP Amazona Pelamonia SH SIk melalui Kapolsek Mesuji Raya Iptu Bambang Pancawala seraya berucap juga diamankan rokok clasmild 3 bungkus, rokok LA Bolt 1 bungkus, jarum coklat 2 bungkus, 1 unit hp nokia, dan pisau cap garpu terselip dipinggangnya.
Masih kata Iptu Bambang, terungkapnya kasus peredaran uang palsu ini berkat atas keberanian pemilik warung untuk mengungkap dan memberikan informasi kepihak kepolisian. “Awalnya ada laporan masyarakat bahwa ada orang yang telah berbelanja di warung warga di Mesuji Raya, belakangan pelaku berbelanja di Desa Sukasari kampung 1-3 Pelaku berbelanja diwarung dengan membeli rokok,” ujar Bambang.
Kapolsek Mesuji Raya berharap, warga maupun pemilik warung yang sudah menjadi korban penipuan uang palsu ini segera melaporkan kepolisi dan membawa uang palsunya ke kantor polisi untuk bersama-sama dimusnahkan. “Uang palsu ini jangan sampai beredar, karena merugikan kita semua,” tutur Bambang panjang lebar yang berterimakasih kepada warga yang telah bersatu untuk menjaga lingkungan.
Selain mengamankan uang palsu dan uang asli hasil dari kembalian uang dari warung milik Anton, juga mengamankan uang palsu dari warung Mukron (56) pecahan Rp 100 ribu. “Tersangka mengakui uang palsu itu milik kakak iparnya yang kini masih dalam pengejaran. Anton sengaja dikasih uang palsu untuk berbelanja di warung-warung. Dari hasil pemeriksaan Anton belum sepenuhnya mengakui berapa banyak uang palsu yang diterimanya dari kakak iparnya,” kata Bambang yang akan menyerahkan kasus ke Unit Pidana Khusus (Pidsus) Polres OKI
Tersangka Anton Wijaya mengaku, kalau uang palsu itu milik kakak iparnya yang tinggal di Lempuing Jaya, dirinya hanya disuruh untuk membelanjakan saja. “Uang itu saya dapat dari kakak ipar ,” singkatnya. (dob)
Terungkapnya peredaran uang palsu, Rabu (18/5) tadi, berkat kecurigaan milik warung dari Desa Sukasari (D2) yang melayani korban berbelanja dengan menggunakan unpal pecahan Rp 20 ribu. Setelah memastikan bahwa uang yang diterimanya benar uang palsu, lalu pemilik warung melaporkan peristiwa yang merugikan warungnya ke Polsek Mesuji Raya dengan membawa barang bukti uang yang dianggap palsu.
Mendapat inforamsi dan laporan dari warga tadi, lalu Kapolsek Iptu Bambang Pancawala bersama personil menuju ke lokasi yang dicurigai. Dari kesergapan personil kepolisian tersangka Anton Wijaya warga Dusun I Desa Mukti Sari Kecamatan Lempuing Jaya OKI, berhasil diamankan tanpa perlawanan yang berarti.
Tersangka Anton, saat penangkapan setelah melakukan aktifitasnya membelanjakan uang palsu ke warung-warung Desa Sukasaru 1 sampai warung di Sukasari 3 hanya untuk membeli rokok. Melihat tersangka berada di warung, polisi lalu mendekati dan memegang kedua tangannya dan melakukan pemeriksaan dan ditemukan ratusan ribu uang pecahan Rp 20 ribu uang palsu sebanyak 9 lembar dan Rp 100 ribu uang palsu berjumlah 7 lembar.
“Uang palsu yang masih ditangannya berjumlah Rp 880 ribu,” kata Kapolres OKI AKBP Amazona Pelamonia SH SIk melalui Kapolsek Mesuji Raya Iptu Bambang Pancawala seraya berucap juga diamankan rokok clasmild 3 bungkus, rokok LA Bolt 1 bungkus, jarum coklat 2 bungkus, 1 unit hp nokia, dan pisau cap garpu terselip dipinggangnya.
Masih kata Iptu Bambang, terungkapnya kasus peredaran uang palsu ini berkat atas keberanian pemilik warung untuk mengungkap dan memberikan informasi kepihak kepolisian. “Awalnya ada laporan masyarakat bahwa ada orang yang telah berbelanja di warung warga di Mesuji Raya, belakangan pelaku berbelanja di Desa Sukasari kampung 1-3 Pelaku berbelanja diwarung dengan membeli rokok,” ujar Bambang.
Kapolsek Mesuji Raya berharap, warga maupun pemilik warung yang sudah menjadi korban penipuan uang palsu ini segera melaporkan kepolisi dan membawa uang palsunya ke kantor polisi untuk bersama-sama dimusnahkan. “Uang palsu ini jangan sampai beredar, karena merugikan kita semua,” tutur Bambang panjang lebar yang berterimakasih kepada warga yang telah bersatu untuk menjaga lingkungan.
Selain mengamankan uang palsu dan uang asli hasil dari kembalian uang dari warung milik Anton, juga mengamankan uang palsu dari warung Mukron (56) pecahan Rp 100 ribu. “Tersangka mengakui uang palsu itu milik kakak iparnya yang kini masih dalam pengejaran. Anton sengaja dikasih uang palsu untuk berbelanja di warung-warung. Dari hasil pemeriksaan Anton belum sepenuhnya mengakui berapa banyak uang palsu yang diterimanya dari kakak iparnya,” kata Bambang yang akan menyerahkan kasus ke Unit Pidana Khusus (Pidsus) Polres OKI
Tersangka Anton Wijaya mengaku, kalau uang palsu itu milik kakak iparnya yang tinggal di Lempuing Jaya, dirinya hanya disuruh untuk membelanjakan saja. “Uang itu saya dapat dari kakak ipar ,” singkatnya. (dob)