Turunkan Angka Stunting, Dinkes OKI Adakan Lokakarya Kampanye Komunikasi Gizi Nasional
Kayuagung -Guna menurunkan
angka stunting di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Dinas Kesehatan OKI
adakan lokakarya perencanaan partisipatif kampanye komunikasi gizi
nasional tahun 2015 dengan tema "Gizi Tinggi Prestasi" yang di hadiri
oleh Dr. Minarto, MPS selaku direktur proyek kesehatan gizi berbasis
masyarakat, dan di buka oleh Asisten III Bidang umum dan kesra
H.Masherdata Musa’i, S.H, M.Si, serta Kepala Dinas Kesehatan M. Lubis,
SKM, M.Kes dan selaku pembekalan materi teknis oleh ahli gizi Ir. Ahmad
Syafiq, M.Sc, Ph.D dan Dr. Agustuin Kusumayanti, M.Sc. Ph.D.
Stunting
adalah ketika ketika balita lebih pendek dari stundar tinggi badan
seumurnya, hampir 9 juta atau lebih dari 1/3 balita di Indonesia
mengalami stating, penyebabnya yaitu kekurangan gizi dalam waktu yang
lama yakni 1000 hari pertama kehidupan, mulai dari janin hingga umur 24
bulan . Akibat stunting perkembangan otak dan fisik terhambat, sulit
berprestasi, rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa mudah menderita
kegemukan, sehingga beresiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan
penyakit tidak menular lainnya.
Di
usia produktif anak stunting memiliki penghasilan 20% lebih rendah
dibandingkan anak yang tumbuh optimal. Lokakarya yang diikuti oleh dinas
instansi dan lintas sektor yang bersangkutan serta GSC provinsi,
Kabupaten dan Kecamatan, IBI, beberapa Pimpinan Puskesmas yang ada di
OKI, Perguruan Tinggi di Kayaugung, Karang Taruna dan beberapa media
cetak dan elektronik berlangsung di Hotel Dinesty, Selasa (22/12/15).
“Stanting
itu tidak sekedar pendek, stanting yaitu kondisi anak tidak mendapatkan
gizi dalam waktu yang lama sehingga anak itu tumbuh kecil dan dari sisi
non fisik anak-anak yang stanting itu disertai oleh perkembangan
kecerdasan, jadi IQ anak yang stanting lebih rendah dibandingkan anak
yang tidak stanting, pertumbuhan sel-sel otak terhambat dan juga
pertumbuhan fisik sehingga berpengaruh pada kecerdasan anak, maka anak
harus cukup makanannya, cukup bukan tidak punya makanan tetapi Ibu harus
bisa, harus paham dan trampil untuk menyediakan makanan dan mengolah
makanan, buang air besar di jamban dan juga harus membudayakan mencuci
tangan dengan sabun”, Ujar Dr. Minarto, MPS
Dr.
Minarto menambahkan,”Dalam jangka pendek yang paling mendekatkan dengan
stanting yaitu Perbaiki pola makan dan kita tingkatkan kebersihan
lingkungan, kalau dua ini bisa kita jaga makan angka stanting bisa
menurun”.
Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten OKI M.Lubis,SKM.M.Kes mengatakan,”Tujuan
diadakannya lokakarya persiapan perencanaan partisipatif kampanye
komunikasi gizi nasional kita ingin ada integrasi di bidang kesehatan
terutama stanting teintegrasi dengan lintas sektor, lintas bidang
terkait agar apa yang kita inginkan cepat terwujud, karena stanting ini
mempengaruhi produktifitas, mempengaruhi kecerdasan dan mempengaruhi
generasi yang akan datang”.
Sementara
itu salah satu peserta dari GSC (Generasi Sehat dan Cerdas) Pepi
Permadi mengatakan,” bahwasannya ini merupakan sebuah terobosan karena
selama ini proses penyuluhan dilakukan masing-masing oleh dinas dan
instansi terkait, tapi pada kesempatan ini sudah bisa mencangkup secara
keseluruhan baik dinas instansi di Kabupaten ataupun juga organisasi
kepemudaan atau juga kader yang ada di desa, semoga saja bisa
menghasilkan sesuatu yang lebih mudah di implementasikan dilapangan”.