Wisata Teluk Gelam Tdak Bisa Menyumbang PAD
KAYUAGUNG RADIO - Danau wisata Teluk Gelam,
Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang dikelola PT El Jhon sampai September
2015 masih kosng alias Nol besar, padahal retribusi tempat rekreasi ini selama
tahun 2015 di targetkan sebesar Rp 187.661.761, 00, pihak ketiga yang mengelola
tempat wisata sudah tidak memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sejak tahun
2013 lalu.
Kepala Dinas Pendapatan Pengelolan keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) OKI H Daud SE MSi, Senin (5/10) mengakui, sudah beberapa tahun terakhir pengelola tempat wisata Teluk Gelam, sudah tidak memberikan kontribusi terhadap PAD OKI. “Tahun ini tempat rekreasi di targetkan Rp 187 juta, tetapi sampai Semptember masih 0 besar, sementara waktu kita tinggal tiga bulan lagi,” kata Daud.
Menurut Daud, PT El Jhon sudah tidak bisa menyumbang PAD lagi, karena tidak berhasil mengelola wisata Teluk Gelam, baik itu hotel dan sektor lainya. “Oleh sebab itu, saat ini kerja sama Pemkab OKI dengan PT El Jhon sudah dievaluasi oleh tim dari Pemkab OKI dan saat ini sedang ditinjau ulang, bagaimana kedepan pengelolaan Teluk Gelam atau tempat wisata lainya yang ada di OKI ini bisa maksimal,” ujar Daud.
Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) OKI, H Husin SPd MM menuturkan, sudah seharusnya MoU antara Pemkab OKI dengan PT El Jhon Tirta Emas untuk dievaluasi, mengingat baru beberapa tahun berjalan sudah tidak sanggup lagi mengelola Danau Teluk Gelam.
Kepala Dinas Pendapatan Pengelolan keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) OKI H Daud SE MSi, Senin (5/10) mengakui, sudah beberapa tahun terakhir pengelola tempat wisata Teluk Gelam, sudah tidak memberikan kontribusi terhadap PAD OKI. “Tahun ini tempat rekreasi di targetkan Rp 187 juta, tetapi sampai Semptember masih 0 besar, sementara waktu kita tinggal tiga bulan lagi,” kata Daud.
Menurut Daud, PT El Jhon sudah tidak bisa menyumbang PAD lagi, karena tidak berhasil mengelola wisata Teluk Gelam, baik itu hotel dan sektor lainya. “Oleh sebab itu, saat ini kerja sama Pemkab OKI dengan PT El Jhon sudah dievaluasi oleh tim dari Pemkab OKI dan saat ini sedang ditinjau ulang, bagaimana kedepan pengelolaan Teluk Gelam atau tempat wisata lainya yang ada di OKI ini bisa maksimal,” ujar Daud.
Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) OKI, H Husin SPd MM menuturkan, sudah seharusnya MoU antara Pemkab OKI dengan PT El Jhon Tirta Emas untuk dievaluasi, mengingat baru beberapa tahun berjalan sudah tidak sanggup lagi mengelola Danau Teluk Gelam.
“Inikan
baru berjalan beberapa tahun, tapi sudah banyak yang tidak dipenuhi pihak
pengelola. Jika mereka tidak sanggup, ya diputus saja kontraknya, dengan begitu
kita bisa mencari pihak lain yang sanggup mengelola objek wisata tersebut,” ungkap
Husin.
Pihaknya sudah berupaya berulang kali mengingatkan pihak ketiga untuk memenuhi kewajibanya, tetapi pengelola tetap tidak memenuhi kewajibanya. “Kami berharap hasil evaluasi dan monitoring pengelolaan dan pengawasan Wisata Teluk Gelam dapat menemukan solusi terbaik untuk kelanjutan pengelolaan Wisata Teluk Gelam, sehingga dapat membantu pendatan asli daerah,” hara Sekda.
Menyikapi hal tersebut, anggota DPRD OKI H Subhan Ismail mendukung penuh pemerintah dalam mengevaluasi kerjasama pengelolaan Teluk Gelam. “Tujuan awal pengelolaan Teluk Gelam adalah selain merawat aset juga menjadi sumber PAD, tetapi kenyataanya, kewajiban-kewajiban yang seharusnya di penuhi oleh pihak ketiga, hal itu sama sekali tidak terpenuhi, kami berharap tahun 2016 mendatang pengelolaan Teluk Gelam akan dikelola dengan baik dan tentnya dapat menyumbang PAD,” ungkap Subhan seraya berucap wisata Terluk Gelam tak seindah dulu.
Masih kata Subhan, sebanyak 34 rumah panggung terbuat dari kayu tipe 54 dan 70 yang dibangun dengan metode knock down, bongkar pasang. Sekarang sia-sia dan dijadikan para pemuda berbuat mesum disana. Rumah yang menghabiskan dana miliran rupiah itu sia-sia tanpa perawatan baik dari pemerintah maupun pihak ketiga lainnya.
Pihaknya sudah berupaya berulang kali mengingatkan pihak ketiga untuk memenuhi kewajibanya, tetapi pengelola tetap tidak memenuhi kewajibanya. “Kami berharap hasil evaluasi dan monitoring pengelolaan dan pengawasan Wisata Teluk Gelam dapat menemukan solusi terbaik untuk kelanjutan pengelolaan Wisata Teluk Gelam, sehingga dapat membantu pendatan asli daerah,” hara Sekda.
Menyikapi hal tersebut, anggota DPRD OKI H Subhan Ismail mendukung penuh pemerintah dalam mengevaluasi kerjasama pengelolaan Teluk Gelam. “Tujuan awal pengelolaan Teluk Gelam adalah selain merawat aset juga menjadi sumber PAD, tetapi kenyataanya, kewajiban-kewajiban yang seharusnya di penuhi oleh pihak ketiga, hal itu sama sekali tidak terpenuhi, kami berharap tahun 2016 mendatang pengelolaan Teluk Gelam akan dikelola dengan baik dan tentnya dapat menyumbang PAD,” ungkap Subhan seraya berucap wisata Terluk Gelam tak seindah dulu.
Masih kata Subhan, sebanyak 34 rumah panggung terbuat dari kayu tipe 54 dan 70 yang dibangun dengan metode knock down, bongkar pasang. Sekarang sia-sia dan dijadikan para pemuda berbuat mesum disana. Rumah yang menghabiskan dana miliran rupiah itu sia-sia tanpa perawatan baik dari pemerintah maupun pihak ketiga lainnya.
“Sebenarnya, bangunan-banguan
rumah nan indah itu sangat menarik buat pengunjung untuk tinggal disana, karena
suasana masih alami dan disekelilingnya ada pohon-pohon kecil dan kicauan
burung yang bebas. Sayangnya kurangnya perawatan dan perhatian sehingga kerap
kali disalah gunakan,” beber Subhan panjang lebar pada wartawan.
Pantauan di lapangan, objek Wisata Teluk Gelam yang terletak di pinggir
Jalan Lintas Timur (Jalintim) Kecamatan Teluk Gelam OKI itu kurang terawat,
karena keterbatasan dana dan tenaga, saat ini tinggal Hotel Kembar saja
beroperasi, sementara beberapa wahana permainan seperti Bianglala, Carrousel,
dan Dragon Coaster termasuk water sport Bahkan fasilitas outbond, dan
kolam renang yang sebelumnya sudah tersedia, sekarang tidak lagi beroperasi.
Termasuk rumah knock down yang sudah rusak dan pintu rumah serta dinding dari
papan banyak yang jepol dan atap rumah bocor. (dob)