OKI Bebas Dari Beras Sintetis
KAYUAGUNG RADIO - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Herry Susanto SSos, memastikan disetiap kecamatan yang berada di daerah Kabupaten OKI bebas dari peredaran beras sintetis atau beras berbahan baku plastik.
"Kalau untuk Kabupaten OKI masih aman dari peredaran beras sintetis, dan hingga saat ini kami belum menerima laporan yang menyebutkan beras sintetis," kata Kadisperindagkop, Herry Susanto saat dikonfirmasi melalui handphonenya, Senin (25/5/2015).
Masih katanya, pihaknya akan terus melakukan pengawasan untuk mencegah kerugian konsumen akibat beredarnya produk-produk palsu tersebut, terlebih beras tersebut membahayakan kesehatan.
"Kami akan terus melakukan pantauan disetiap pasar yang berada di OKI untuk mengantisipasi kemungkinan beredarnya beras sintetis tersebut," katanya.
Ia juga menerangkan, ciri-ciri beras sintetis ialah warnanya lebih jernih, aroma berbeda dari beras biasanya dan jika terendam air maka akan mengapung dan bila digigit akan terasa lebih keras, sementara beras asli akan tenggelam bila direndam air dan mudah digigit.
"Secara kasat mata sebenarnya bisa dibedakan antara beras asli dan sintetis. Apalagi kalau dimasak, beras sintetis cukup lama mengembang dan setelah masak bentuknya tidak utuh serta akan mudah basi dan berbau," jelasnya.
Dia juga mengatakan, mengonsumsi beras sintetis dalam jangka pendek dapat mengakibatkan mual, pusing dan diare. Sementara dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker sehingga mempercepat kematian.
"Untuk itu, kita harapkan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan bisa bekerja sama jika menemukan adanya beras sintetis atau produk kadaluarsa yang masih dijual untuk segera melaporkan kepada kami," ujarnya.
Herry juga menghimbau kepada masyarakat Kabupaten OKI agar waspada terhadap peredaran beras sintetis atau beras berbahan plastik tersebut, karena dikhawatirkan akan menimbulkan dampak buruk yang serius terhadap kesehatan.
"Yang pastinya Pemerintah Kabupaten OKI memelalui Disperindagkop akan berusaha keras untuk melindungi masyarakat dari makanan yang mengandung zat berbahaya seperti beras sintetis," ujarnya.