Kabupaten OKI Siaga Asap Sejak Dini
KAYUAGUNG RADIO - Kabupaten OKI menjadi Kabupaten yang terbesar mengalami musibah kebakaran di Sumatera Selatan. diperkirakan pada musim kemarau tahun 2014 lalu ada sekitar 6.000 sampai 8.000 HA lahan yang terbakar. Bupati OKI, Iskandar, SE tidak ingin bencana ini berulang-ulang. Beberapa program penanggulangan bencana asap dimulai sejak dini diantaranya melalui program pengelolaan hutan lahan kehidupan dan program masyarakat peduli api.
Bupati OKI menggagas pola kemitraan penyelamatan hutan dengan pola pengelolaan lahan kehidupan. Lahan kehidupan, yaitu pola kemitraan masyarakat dengan Perusahaan HTI dalam pengelolaan lahan, yaitu ;
- Bagi masyarakat tani yang tidak memiliki lahan, diberikan lahan usaha tani dengan status yang jelas, dimana dalam pola kemitraan lahan kehidupan ini, statusnya lahannya tetap milik negara namun dapat diusahakan oleh masyarakat dalam jangka waktu panjang (lebih dari 35 tahun ).
- Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tani, harus dilakukan pendampingan yang berkesinambungan, mulai dari saat pembukaan lahan sampai pada pemasaran hasil usahataninya. Pendampingan ini dilakukan secara kolaborasi antara pemda OKI (Dinas instansi terkait) dengan melibatkan para LSM yang memiliki kualifikasi dan didukung oleh Perusahaan swasta yang lokasinya berdampingan atau disekitar areal perusahaan.
- Perusahaan swasta yang bergerak dibidang Perkebunan maupun Kehutanan ataupun sektor swasta lainnya berkerja sama dengan Pemda OKI yang secara bertahap untuk membuka akses berupa jalan transportasi, agar masyarakat tidak terisolir lagi.
- Perusahaan swasta sektor dan sub sektor lainnya juga harus bekerjasama dengan Pemda OKI dalam membangun fasilitas umum lainnya seperti penyediaaan sarana belajar, PAUD, TPA, POSKESDES, sarana lampu listrik, sarana air bersih dan lain-lain, sehingga setahap demi setahap mutu intlektualitas dan spiritualitas masyarakat dapat ditingkatkan.
Dengan demikian, Kata Bupati Iskandar; kalau masyarakat sudah mempunyai mata pencaharian yang tetap dan pendapatan yang memadai, secara berangsur bencana asap tidak akan terulang lagi. Kedepan tambah Iskandar Pemerintah tidak perlu lagi untuk menganggarkan biaya yang banyak untuk memadamkan api, karena sudah ada yang mencegah terjadinya kebakaran yaitu masyarakat itu sendiri.
“masyarakat pasti akan mencegah setiap adanya kebakaran, dikarenakan kalau sampai terjadi kebakaran maka yang terbakar adalah kebun dan tanaman milik masyarakat itu sendiri” Pungkasnya.
Menanggulangi kebakaran hutan menurut Iskandar harus dimulai dari masyarakat itu sendiri. Di Kabupaten Oki telah dibentuk Regu Kebakaran Desa Terlatih (RKDT) dan Masyarakat Peduli Api (MPA) yang elemennya terdiri dari tokoh masyarakat, penggiat lingkungan dan masyarakat itu sendiri.
“Kita bentuk regu-regu anti kebakaran ini dan kelompok-kelompok masyarakat peduli api. Mereka kita bekali dengan pengetahun juga kita usahakan honornya. Mereka ini yang bertanggungjawab mengadakan sosialisasi sadar lingkungan kepada masyarakat dan berpratroli bersama untuk mencegah kebakaran lahan di desanya.”
Dengan demikian harap Iskandar lebih baik mengeluarkan dana yang sedikit untuk tindakan preventif dari pada mengeluarkan biaya yang besar untuk memadamkan api