Judika - Indonesiaku (OST. Hari Ini Pasti Menang)

KAYUAGUNG RADIO - Sepak bola tak bisa menandingi apapun yang ada di Indonesia. Kegagalan demi kegagalan adalah kebiasaan tim nasional (timnas) Indonesia di berbagai turnamen. Skuad ’Garuda’ berbagai level pun terpuruk pada banyak turnamen. 

Namun antusiasme pendukung timnas Indonesia mulai yang ada di peringkat follower hingga mereka yang sejati, tak pqernah sepi. Apalagi, semua itu tak pernah berhenti mendukung kebanggaan-kebanggaan ’kecil’ mereka dari daerah asal atau kampung halaman. Fanatisme kelas ekstrem hingga level biasa mendukung klub-klub di kota yang ada di negeri ini juga tetap ada serta terus membesar.

Semua budaya itu kembali dirangkum Andibachtiar Yusuf dalam sebuah film bertitel ’Hari Ini Pasti Menang’. Pengalaman segudang Ucup, sapaan akrab Andibachtiar, pada film-film sebelumnya adalah jawaban dari cerita, proses, hingga kelak karya ini beredar.

”Bagi gue, ini film yang menjadi jawaban atas semua kebisaan manusia. Termasuk semua akan mungkin dilakukan oleh orang Indonesia, meski banyak yang mungkin tak pernah berpikir ke arah sana. Ketika Hollywood membuat film-film hebat, mereka juga mengawali dengan kata Start. Ya, saya memulai Start dari film ini kalau mau membuat sebuah film sepak bola Indonesia,” kata Ucup penuh keyakinan.

Mengapa Ucup menegaskan kata Start pada film terbarunya ini? Pria berdarah Jawa-Padang ini menilai kalau sebelumnya di film ’sepak bolanya’ seperti ’The Jak’, The Conductors, dan Romeo Juliet, dia sudah mengulik sisi supporter secara mendalam.
Sekarang ketika rasa nasionalisme disebut bermuara ke Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK), kala timnas main, Ucup mencoba melebihi perasaan cinta pada negerinya itu. Ya, sepak bola terutama timnas maupun klub-klub di Indonesia tak hanya punya pendukung fanatic, tapi punya sisi lain yang tak pernah dipikirkan.

”Menggambarkan film dalam waktu dua sampai tiga jam mungkin cukup. Tapi, film sepak bola tak pernah cukup dengan batas waktu sedemikian singkat. Sebab, sepak bola di lapangan saja waktu normalnya 90 menit. Itu satu laga saja, jika dua partai saja, banyangkan. Makanya, saya ingin mempertontonkan kalau sepak bola itu seperti ini realitasnya,” lanjut Ucup.
Untuk bintang yang terlibat, Ucup tak hanya memaksimalkan pengalaman segudang Mathias Muchus, Ray Sahetapy, Tika Putri, Ramon Tungka, serta kecakapan aktor debutan Zendhy Zain. Selain itu, ada juga pesepak bola nasional seperti kiper Andritany Adhiyasa, gelandang berbakat Sriwijaya FC Ramdani Lestaluhu, trio Arema Hasim Kipuw, Dedi Kusnandar, serta Joko Sasongko. ung Lalu ada ikon Persib Atep hingga penjaga gawang Pelita Bandung Raya, Edi Kurnia plus pemain asing Casimir Bruno dan Camara.

Selain itu, legenda hidup sepak bola negeri ini Rochi Putiray juga terlibat di film yang dibuat dengan memaksimalkan semua komponen sepak bola negeri ini. Sebab, tak hanya pendukung sepak bola Jakarta, Sleman, dan Solo (lokasi pengambilan gambar) yang berpartisipasi. Tapi dari hampir seluruh kota di negeri ini.

”Dukungan, saya bangga menjadi bagian dari pendukung dan pecinta skuad ’Garuda’. Meski hidup di Jakarta, sejak masih menjadi ide hingga proses produkti ini, dukungan mengalir dari ujung barat, utara, hingga timur plus selatan Indonesia mendukung film ini,” cetus ayah dua anak ini dengan penuh penghormatan kepada semua pendukung yang disebutkannya itu.
Setting film yang mengambarkan bagaimana sepak bola Indonesia ke depan yang hebat dengan penuh kejutan, jadi bagian terpenting ’Hari Ini Pasti Menang’. Ucup pun menyebut kalau film ini bagian dalam perenungannya di keramaian sepak bola negeri ini yang ’real’-nya sangat penuh intrik tak sportif.

”Dalam ’Hari Ini Pasti Menang’, masa depan sepak bola kita adalah gambaran cerah bintang Barcelona saat ini. Kalimat yang lebih tepatnya bisa dikatakan kalau timnas Indonesia adalah skuad yang bermain di galaksi lain,” tandas Ucup.
 
 
Diberdayakan oleh Blogger.