Mengatasi Krisis Pribadi di Tempat Kerja
KAYUAGUNG RADIO - Biasanya, saya seorang rekan kerja yang bisa diandalkan, yang tidak
pernah menelepon untuk bilang sakit. Tapi semua berubah tahun lalu,
karena saya mengalami keguguran setelah mengandung tiga bulan, saya
kehilangan bibi yang begitu dekat dengan saya, dan keguguran lagi yang
membuat saya harus menjalani operasi.
Rangkaian kemalangan bisa saja menghancurkanku, membuatku tidak mau bangun dari tempat tidur dan berpengaruh terhadap kinerjaku. Tapi saya memilih untuk tetap positif dan tetap melangkah maju, terutama di kantor.
Saya berharap kalian tidak harus berhadapan dengan krisis pribadi, tapi jika terjadi, berikut adalah tiga hal yang membantu saya untuk bangun dari tempat tidur dan mencapai hasil terbaik di tempat kerja.
Jangan khawatir mengenai pekerjaan, ketika anda sedang bangkit.
Setelah keguguran pertama, saya langsung kembali bekerja dan tidak memberi saya cukup waktu untuk berduka dan sembuh. Saya menenggelamkan diri dalam pekerjaan, dan membiarkannya seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
Tapi ini adalah cara yang salah. Beberapa bulan kemudian, duka itu kembali dan jauh lebih berat, karena saya tidak pernah mengatasi emosi saya sejak awal. Pekerjaan menjadi jauh lebih sulit, dan masalah kecil yang biasanya mudah saya atasi membuat saya menjadi sangat emosional.
Saya merasa rapuh, tapi tidak ada seorang pun di sekitar saya yang tahu apa yang terjadi. Setelah keguguran yang kedua, saya sadar saya perlu waktu lebih untuk diri saya sendiri. Jadi saya mengambil cuti selama sepekan dan bekerja dari rumah selama pekan berikutnya.
Hal ini memberi saya kesempatan untuk mengatasi emosi saya sebelumnya, serta tidak menggunakan pekerjaan untuk menghindari perasaan yang perlu saya lalui (dan pada akhirnya gagal). Kembalinya saya bekerja setelah keguguran kedua jauh lebih mudah karena saya sudah memberi waktu untuk diri sendiri.
Jujurlah dengan rekan kerja
Pada awalnya saya tidak ingin bercerita pada siapa pun apa yang telah saya alami. Saya hanya berkata bahwa saya sakit selama sepekan. Tapi saya sadar itu bukan seperti diri saya dan masalah ini membutuhkan penjelasan yang lebih baik. Saya sadar setelah saya membuka diri dan membiarkan semua orang tahu apa yang terjadi, mereka bisa memahami dengan lebih baik.
Mereka dengan senang hati mengerjakan bagian pekerjaan saya, mereka meminta saya untuk tidak mengerjakan apa pun dulu. Karena dukungan dari rekan kerja, saya bisa fokus pada diri sendiri. Jika saya hanya berkata bahwa saya sakit, saya pasti akan terus mengkhawatirkan pekerjaan saya saat cuti.
Jika tidak ingin berbicara kepada manajer Anda mengenai apa yan terjadi, mintalah bantuan teman atau keluarga. Setelah keguguran pertama, suami menelepon manajer saya dan memberi tahu apa yang terjadi. Manajer saya kemudian memberi tahu rekan kerja dan klien mengenai apa yang terjadi, jadi tidak ada yang berharap saya menjawab email atau telepon.
Jika Anda mempunyai segudang pekerjaan (seperti saya), Anda akan mengetahui bahwa manajer dan rekan kerja Anda dengan senang hati membantu anda.
Jangan sia-siakan sarana yang ada
Saya bekerja untuk perusahaan yang sama selama enam tahun. Belakangan saya menyadari perusahaan saya menawarkan beberapa keuntungan luar biasa, termasuk konseling secara gratis dan rahasia.
Carilah program yang tersedia dan jangan ragu memanfaatkannya. Walau jarang dilirik, konseling bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan dan tidak berarti bahwa Anda lemah (atau gila). Konseling adalah bagian yang membantu hidup saya kembali normal sehingga saya bisa menyelesaikan perkerjaan saya dan mengatur hubungan kerja di masa-masa sulit dengan lebih baik.
Perusahaan saya juga menawarkan program medis. Saya bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan menerima hasilnya via email. Informasi ini sangat membantu dan butuh waktu beberapa pekan jika saya harus melakukannya sendiri. Sangat sulit untuk membuat langkah pertama dan untuk meminta bantuan orang lain, tapi saya jamin, Anda tidak akan menyesal melakukannya.
Jika saya tidak memilih hal itu untuk mengutamakan diri saya sendiri, saya tidak bisa bekerja dengan baik di tempat kerja dan melakukan hal yang saya sukai setiap hari (seperti membantu profesional muda mencari pekerjaan melalui blog saya).
Lebih dari itu, ingatlah Anda tidak sendiri dalam masa sulit dan ada cara untuk mengatasi masalah pribadi dan tetap bekerja dengan luar biasa. Seberat apa pun masalah Anda, jangan menyerah dan jangan menghadapi masalah Anda sendirian.
Artikel pertama kali dipublikasikan di The Daily Muse.Biasanya, saya seorang rekan kerja yang bisa diandalkan, yang tidak pernah menelepon untuk bilang sakit. Tapi semua berubah tahun lalu, karena saya mengalami keguguran setelah mengandung tiga bulan, saya kehilangan bibi yang begitu dekat dengan saya, dan keguguran lagi yang membuat saya harus menjalani operasi.
Rangkaian kemalangan bisa saja menghancurkanku, membuatku tidak mau bangun dari tempat tidur dan berpengaruh terhadap kinerjaku. Tapi saya memilih untuk tetap positif dan tetap melangkah maju, terutama di kantor.
Saya berharap kalian tidak harus berhadapan dengan krisis pribadi, tapi jika terjadi, berikut adalah tiga hal yang membantu saya untuk bangun dari tempat tidur dan mencapai hasil terbaik di tempat kerja.
Jangan khawatir mengenai pekerjaan, ketika anda sedang bangkit.
Setelah keguguran pertama, saya langsung kembali bekerja dan tidak memberi saya cukup waktu untuk berduka dan sembuh. Saya menenggelamkan diri dalam pekerjaan, dan membiarkannya seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
Tapi ini adalah cara yang salah. Beberapa bulan kemudian, duka itu kembali dan jauh lebih berat, karena saya tidak pernah mengatasi emosi saya sejak awal. Pekerjaan menjadi jauh lebih sulit, dan masalah kecil yang biasanya mudah saya atasi membuat saya menjadi sangat emosional.
Saya merasa rapuh, tapi tidak ada seorang pun di sekitar saya yang tahu apa yang terjadi. Setelah keguguran yang kedua, saya sadar saya perlu waktu lebih untuk diri saya sendiri. Jadi saya mengambil cuti selama sepekan dan bekerja dari rumah selama pekan berikutnya.
Hal ini memberi saya kesempatan untuk mengatasi emosi saya sebelumnya, serta tidak menggunakan pekerjaan untuk menghindari perasaan yang perlu saya lalui (dan pada akhirnya gagal). Kembalinya saya bekerja setelah keguguran kedua jauh lebih mudah karena saya sudah memberi waktu untuk diri sendiri.
Jujurlah dengan rekan kerja
Pada awalnya saya tidak ingin bercerita pada siapa pun apa yang telah saya alami. Saya hanya berkata bahwa saya sakit selama sepekan. Tapi saya sadar itu bukan seperti diri saya dan masalah ini membutuhkan penjelasan yang lebih baik. Saya sadar setelah saya membuka diri dan membiarkan semua orang tahu apa yang terjadi, mereka bisa memahami dengan lebih baik.
Mereka dengan senang hati mengerjakan bagian pekerjaan saya, mereka meminta saya untuk tidak mengerjakan apa pun dulu. Karena dukungan dari rekan kerja, saya bisa fokus pada diri sendiri. Jika saya hanya berkata bahwa saya sakit, saya pasti akan terus mengkhawatirkan pekerjaan saya saat cuti.
Jika tidak ingin berbicara kepada manajer Anda mengenai apa yan terjadi, mintalah bantuan teman atau keluarga. Setelah keguguran pertama, suami menelepon manajer saya dan memberi tahu apa yang terjadi. Manajer saya kemudian memberi tahu rekan kerja dan klien mengenai apa yang terjadi, jadi tidak ada yang berharap saya menjawab email atau telepon.
Jika Anda mempunyai segudang pekerjaan (seperti saya), Anda akan mengetahui bahwa manajer dan rekan kerja Anda dengan senang hati membantu anda.
Jangan sia-siakan sarana yang ada
Saya bekerja untuk perusahaan yang sama selama enam tahun. Belakangan saya menyadari perusahaan saya menawarkan beberapa keuntungan luar biasa, termasuk konseling secara gratis dan rahasia.
Carilah program yang tersedia dan jangan ragu memanfaatkannya. Walau jarang dilirik, konseling bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan dan tidak berarti bahwa Anda lemah (atau gila). Konseling adalah bagian yang membantu hidup saya kembali normal sehingga saya bisa menyelesaikan perkerjaan saya dan mengatur hubungan kerja di masa-masa sulit dengan lebih baik.
Perusahaan saya juga menawarkan program medis. Saya bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan menerima hasilnya via email. Informasi ini sangat membantu dan butuh waktu beberapa pekan jika saya harus melakukannya sendiri. Sangat sulit untuk membuat langkah pertama dan untuk meminta bantuan orang lain, tapi saya jamin, Anda tidak akan menyesal melakukannya.
Jika saya tidak memilih hal itu untuk mengutamakan diri saya sendiri, saya tidak bisa bekerja dengan baik di tempat kerja dan melakukan hal yang saya sukai setiap hari (seperti membantu profesional muda mencari pekerjaan melalui blog saya).
Lebih dari itu, ingatlah Anda tidak sendiri dalam masa sulit dan ada cara untuk mengatasi masalah pribadi dan tetap bekerja dengan luar biasa. Seberat apa pun masalah Anda, jangan menyerah dan jangan menghadapi masalah Anda sendirian.
Rangkaian kemalangan bisa saja menghancurkanku, membuatku tidak mau bangun dari tempat tidur dan berpengaruh terhadap kinerjaku. Tapi saya memilih untuk tetap positif dan tetap melangkah maju, terutama di kantor.
Saya berharap kalian tidak harus berhadapan dengan krisis pribadi, tapi jika terjadi, berikut adalah tiga hal yang membantu saya untuk bangun dari tempat tidur dan mencapai hasil terbaik di tempat kerja.
Jangan khawatir mengenai pekerjaan, ketika anda sedang bangkit.
Setelah keguguran pertama, saya langsung kembali bekerja dan tidak memberi saya cukup waktu untuk berduka dan sembuh. Saya menenggelamkan diri dalam pekerjaan, dan membiarkannya seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
Tapi ini adalah cara yang salah. Beberapa bulan kemudian, duka itu kembali dan jauh lebih berat, karena saya tidak pernah mengatasi emosi saya sejak awal. Pekerjaan menjadi jauh lebih sulit, dan masalah kecil yang biasanya mudah saya atasi membuat saya menjadi sangat emosional.
Saya merasa rapuh, tapi tidak ada seorang pun di sekitar saya yang tahu apa yang terjadi. Setelah keguguran yang kedua, saya sadar saya perlu waktu lebih untuk diri saya sendiri. Jadi saya mengambil cuti selama sepekan dan bekerja dari rumah selama pekan berikutnya.
Hal ini memberi saya kesempatan untuk mengatasi emosi saya sebelumnya, serta tidak menggunakan pekerjaan untuk menghindari perasaan yang perlu saya lalui (dan pada akhirnya gagal). Kembalinya saya bekerja setelah keguguran kedua jauh lebih mudah karena saya sudah memberi waktu untuk diri sendiri.
Jujurlah dengan rekan kerja
Pada awalnya saya tidak ingin bercerita pada siapa pun apa yang telah saya alami. Saya hanya berkata bahwa saya sakit selama sepekan. Tapi saya sadar itu bukan seperti diri saya dan masalah ini membutuhkan penjelasan yang lebih baik. Saya sadar setelah saya membuka diri dan membiarkan semua orang tahu apa yang terjadi, mereka bisa memahami dengan lebih baik.
Mereka dengan senang hati mengerjakan bagian pekerjaan saya, mereka meminta saya untuk tidak mengerjakan apa pun dulu. Karena dukungan dari rekan kerja, saya bisa fokus pada diri sendiri. Jika saya hanya berkata bahwa saya sakit, saya pasti akan terus mengkhawatirkan pekerjaan saya saat cuti.
Jika tidak ingin berbicara kepada manajer Anda mengenai apa yan terjadi, mintalah bantuan teman atau keluarga. Setelah keguguran pertama, suami menelepon manajer saya dan memberi tahu apa yang terjadi. Manajer saya kemudian memberi tahu rekan kerja dan klien mengenai apa yang terjadi, jadi tidak ada yang berharap saya menjawab email atau telepon.
Jika Anda mempunyai segudang pekerjaan (seperti saya), Anda akan mengetahui bahwa manajer dan rekan kerja Anda dengan senang hati membantu anda.
Jangan sia-siakan sarana yang ada
Saya bekerja untuk perusahaan yang sama selama enam tahun. Belakangan saya menyadari perusahaan saya menawarkan beberapa keuntungan luar biasa, termasuk konseling secara gratis dan rahasia.
Carilah program yang tersedia dan jangan ragu memanfaatkannya. Walau jarang dilirik, konseling bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan dan tidak berarti bahwa Anda lemah (atau gila). Konseling adalah bagian yang membantu hidup saya kembali normal sehingga saya bisa menyelesaikan perkerjaan saya dan mengatur hubungan kerja di masa-masa sulit dengan lebih baik.
Perusahaan saya juga menawarkan program medis. Saya bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan menerima hasilnya via email. Informasi ini sangat membantu dan butuh waktu beberapa pekan jika saya harus melakukannya sendiri. Sangat sulit untuk membuat langkah pertama dan untuk meminta bantuan orang lain, tapi saya jamin, Anda tidak akan menyesal melakukannya.
Jika saya tidak memilih hal itu untuk mengutamakan diri saya sendiri, saya tidak bisa bekerja dengan baik di tempat kerja dan melakukan hal yang saya sukai setiap hari (seperti membantu profesional muda mencari pekerjaan melalui blog saya).
Lebih dari itu, ingatlah Anda tidak sendiri dalam masa sulit dan ada cara untuk mengatasi masalah pribadi dan tetap bekerja dengan luar biasa. Seberat apa pun masalah Anda, jangan menyerah dan jangan menghadapi masalah Anda sendirian.
Artikel pertama kali dipublikasikan di The Daily Muse.Biasanya, saya seorang rekan kerja yang bisa diandalkan, yang tidak pernah menelepon untuk bilang sakit. Tapi semua berubah tahun lalu, karena saya mengalami keguguran setelah mengandung tiga bulan, saya kehilangan bibi yang begitu dekat dengan saya, dan keguguran lagi yang membuat saya harus menjalani operasi.
Rangkaian kemalangan bisa saja menghancurkanku, membuatku tidak mau bangun dari tempat tidur dan berpengaruh terhadap kinerjaku. Tapi saya memilih untuk tetap positif dan tetap melangkah maju, terutama di kantor.
Saya berharap kalian tidak harus berhadapan dengan krisis pribadi, tapi jika terjadi, berikut adalah tiga hal yang membantu saya untuk bangun dari tempat tidur dan mencapai hasil terbaik di tempat kerja.
Jangan khawatir mengenai pekerjaan, ketika anda sedang bangkit.
Setelah keguguran pertama, saya langsung kembali bekerja dan tidak memberi saya cukup waktu untuk berduka dan sembuh. Saya menenggelamkan diri dalam pekerjaan, dan membiarkannya seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
Tapi ini adalah cara yang salah. Beberapa bulan kemudian, duka itu kembali dan jauh lebih berat, karena saya tidak pernah mengatasi emosi saya sejak awal. Pekerjaan menjadi jauh lebih sulit, dan masalah kecil yang biasanya mudah saya atasi membuat saya menjadi sangat emosional.
Saya merasa rapuh, tapi tidak ada seorang pun di sekitar saya yang tahu apa yang terjadi. Setelah keguguran yang kedua, saya sadar saya perlu waktu lebih untuk diri saya sendiri. Jadi saya mengambil cuti selama sepekan dan bekerja dari rumah selama pekan berikutnya.
Hal ini memberi saya kesempatan untuk mengatasi emosi saya sebelumnya, serta tidak menggunakan pekerjaan untuk menghindari perasaan yang perlu saya lalui (dan pada akhirnya gagal). Kembalinya saya bekerja setelah keguguran kedua jauh lebih mudah karena saya sudah memberi waktu untuk diri sendiri.
Jujurlah dengan rekan kerja
Pada awalnya saya tidak ingin bercerita pada siapa pun apa yang telah saya alami. Saya hanya berkata bahwa saya sakit selama sepekan. Tapi saya sadar itu bukan seperti diri saya dan masalah ini membutuhkan penjelasan yang lebih baik. Saya sadar setelah saya membuka diri dan membiarkan semua orang tahu apa yang terjadi, mereka bisa memahami dengan lebih baik.
Mereka dengan senang hati mengerjakan bagian pekerjaan saya, mereka meminta saya untuk tidak mengerjakan apa pun dulu. Karena dukungan dari rekan kerja, saya bisa fokus pada diri sendiri. Jika saya hanya berkata bahwa saya sakit, saya pasti akan terus mengkhawatirkan pekerjaan saya saat cuti.
Jika tidak ingin berbicara kepada manajer Anda mengenai apa yan terjadi, mintalah bantuan teman atau keluarga. Setelah keguguran pertama, suami menelepon manajer saya dan memberi tahu apa yang terjadi. Manajer saya kemudian memberi tahu rekan kerja dan klien mengenai apa yang terjadi, jadi tidak ada yang berharap saya menjawab email atau telepon.
Jika Anda mempunyai segudang pekerjaan (seperti saya), Anda akan mengetahui bahwa manajer dan rekan kerja Anda dengan senang hati membantu anda.
Jangan sia-siakan sarana yang ada
Saya bekerja untuk perusahaan yang sama selama enam tahun. Belakangan saya menyadari perusahaan saya menawarkan beberapa keuntungan luar biasa, termasuk konseling secara gratis dan rahasia.
Carilah program yang tersedia dan jangan ragu memanfaatkannya. Walau jarang dilirik, konseling bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan dan tidak berarti bahwa Anda lemah (atau gila). Konseling adalah bagian yang membantu hidup saya kembali normal sehingga saya bisa menyelesaikan perkerjaan saya dan mengatur hubungan kerja di masa-masa sulit dengan lebih baik.
Perusahaan saya juga menawarkan program medis. Saya bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan menerima hasilnya via email. Informasi ini sangat membantu dan butuh waktu beberapa pekan jika saya harus melakukannya sendiri. Sangat sulit untuk membuat langkah pertama dan untuk meminta bantuan orang lain, tapi saya jamin, Anda tidak akan menyesal melakukannya.
Jika saya tidak memilih hal itu untuk mengutamakan diri saya sendiri, saya tidak bisa bekerja dengan baik di tempat kerja dan melakukan hal yang saya sukai setiap hari (seperti membantu profesional muda mencari pekerjaan melalui blog saya).
Lebih dari itu, ingatlah Anda tidak sendiri dalam masa sulit dan ada cara untuk mengatasi masalah pribadi dan tetap bekerja dengan luar biasa. Seberat apa pun masalah Anda, jangan menyerah dan jangan menghadapi masalah Anda sendirian.
Artikel pertama kali dipublikasikan di The Daily Muse.