Bonfire, Semangat Strangers Yang Menghangatkan
KAYUAGUNG RADIO - Bayangkan ketika suasana hati sedang gundah gulana, berada di tengah padang rumput luas, matahari bersinar cerah, dan udara terasa segar menerpa wajah. Tentu sayang sekali melewatkan keceriaan hari dengan suasana hati yang muram. Pun ketika hujan deras yang menenggelamkan kita dalam kegelisahan. Saat itulah kita membutuhkan sesuatu, seseorang, atau apapun namanya, untuk menyeimbangkan rasa dan akal. Membuat semuanya terasa baik-baik saja.
Bisa jadi, Bonfire adalah jawabannya. Single sederhana yang jujur mengalir, menghibur tanpa perlu banyak tingkah, ringan mengalunkan semangat yang memang semestinya ada, menemani tanpa pretensi menggurui. Layaknya seorang terdekat di samping kita, Bonfire memompa semangat yang mengempis menjadi sebuah senyum optimis. Tak berlebihan jika saya katakan Bonfire mewakili kemewahan semangat yang kini semakin mahal.
Bonfire, lagu folk-pop yang bersahabat, menjadi single yang ditawarkan Strangers, band asal Bandung yang dikenal dengan corak Brit-Pop-Rock nya. Bonfire hadir dengan nuansa akustik dan spontanitas yang apa adanya. Berbeda jika dibandingkan dengan lagu-lagu dari album pertama, Everything Goes Automatic.
Album debut Strangers yang dirilis pada 7 November 2008 ini kental dengan nuansa British Pop-Rock, raungan distorsi, dan lirik yang emosional. Album pertama yang menelurkan single hits Heavenly, sempat menembus posisi puncak di berbagai tangga lagu radio Indonesia.
Lalu, ketika mendengar Bonfire, tergelitik keinginan untuk bertanya, apakah Bonfire akan menjadi single hits di album berikutnya yang menawarkan corak musik berbeda? Ataukah Bonfire hanya akan menjadi single lepasan semacam limited edition yang entah kapan bisa kita temui lagi?
Entahlah. Yang pasti Bonfire mewakili kegelisahan kita semua akan makin mahalnya kesederhanaan semangat, yang mestinya bisa hadir kapan saja. Sesederhana mendengarkan dan menyanyikan sebuah lagu. Sesederhana Bonfire.
The Milestone
Pertama terbentuk di tahun 2007, Strangers terdiri dari Ican (Vocal), Gugun (Guitar), Lanlan (Bass) dan Nyitsen (drums/percussion) yang menggantikan Nayaka di bulan Juni 2011.
Album debut Everything Goes Automatic menjadi kolaborasi Strangers bersama beberapa nama besar di dunia musik, diantaranya Wong Aksan (music composer), Prama Hanindia (vocal coach) dan Dewi Umaya Rachman (produser film). Selain menghiasi tangga lagu berbagai radio di tanah air, Strangers juga mendapat review yang cukup baik dari beberapa media massa seperti Pikiran Rakyat, HAI, Grey, Jeune dan Rolling Stone Indonesia.
Satu-satunya single berbahasa Indonesia dari album ini, berjudul Tangisan Ibu Pertiwi, menjadi salah satu soundtrack yang menghiasi film Minggu Pagi di Victoria Park, arahan Lola Amalia. Selain Strangers, Endah n Rhesa, Titi Sjuman dan Reda juga ikut berkontribusi dalam soundtrack film ini.
Sebagai band yang menggarap, memproduksi, dan mendistribusikan musiknya sendiri – alias independent A.K.A indie – Strangers cukup aktif berkiprah di beberapa festival musik dunia. Sebut saja Global Battle of The Band (GBOB). Keikutsertaan Strangers untuk yang kedua kali di tahun 2011 menempatkan mereka menjadi salah satu dari 19 finalis dari berbagai Negara seperti Inggris, Jerman, Rusia, Jamaika, Australia, Swiss, Cina dan lain-lain.
Penampilan Strangers saat final GBOB 2011 di Kuala Lumpur, Malaysia, beroleh apresiasi yang sangat baik. “StarMail”, salah satu Koran berbahasa Inggris terbesar di Malaysia, menurunkan tulisan khusus tentang penampilan Strangers malam itu. Bahkan Malay Mail menyebut band asal Bandung ini sebagai “One of the best band perform in GBOB”.
Tidak ada komentar
Posting Komentar