Rakor Gubernur se-Sumsel, yang diikuti Kepala Bappeda se-Sumatera

KAYUAGUNG RADIO - Guna menghidupkan wilayah pesisir timur Sumatera, khususnya antara Lampung dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), akan dibangun sebuah jembatan dan jalan tol. Dua rencana ini dibahas dalam Rakor Gubernur se-Sumatera, yang digelar di lokasi wisata Danau Telukgelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Jumat-Sabtu (01-02/06/2012).
Jembatan yang dibangun terletak di Desa Gajah Mati di Mesuji OKI dengan Kabupaten Mesuji Lampung, “Jembatan ini sangat besar manfaatnya, bukan hanya bagi kedua wilayah, juga bagi kelancaran transportasi di Sumatera, khususnya wilayah pesisir atau lahan basah,” kata Bupati OKI Ishak Mekki saat memberikan sambutan dalam acara tersebut, Jumat (01/06/2012).
Selain jembatan, Ishak Mekki juga merencanakan pembangunan jalan tol OKI-Lampung, “Yang kemudian dapat diteruskan Pemprov Lampung sampai ke Bakauheni,” kata Ishak, yang juga mengatakan pembangunan di Sumatera akan berjalan lancar apabila adanya koordinasi yang baik antarpemerintahan di kabupaten, kota, dan provinsi.
Rakor sendiri, selain membahas soal pembangunan infrastruktur di Sumatera, seperti pembangunan jalan tol dan jembatan, juga membahas soal pengembangan wilayah rawa-rawa yang banyak terdapat di wilayah pesisir timur Sumatera. Dimulai dari Lampung hingga ke Aceh.
Sementara Pemerintah Sumatera Selatan memang mendukung pengembangan wilayah pesisir atau rawa-rawa. “Sumsel kini fokus pada kajian mengembangan wilayah rawa-rawa. Kita melibatkan Universitas Sriwijaya sebagai pusat kajian,” kata Yohanes Toruan, Kepala Bappeda Provinsi Sumsel.
Misalnya menjadi kawasan rawa-rawa menjadi wilayah yang produktif, seperti perkebunan maupun wisata. “Telukgelam ini dulunya tidak seindah sekarang. Ini wilayah rawa-rawa yang tidak dihuni manusia. Tapi setelah dikembangkan menjadi objek wisata, berubah menjadi indah seperti sekarang ini,” kata Yohanes mencontohkan.
Bahkan, pembangunan Hotel Kembar yang berada di Telukgelam tidak menggunakan tiang pancang. “Hotel Kembar ini dibangun dengan dasar pondasi kayu gelam yang disusun sedemikian rupa tanpa menggunakan tiang pancang karena keterbatasan dana waktu itu, dan sekarang masih kokoh,” ujarnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.