"REVOLUSI DEMOKRASI" GODLESS SYMPTOMS
KAYUAGUNG RADIO - Dimotori oleh Baruz, (ex-vokal grup HC legendaries Bandung,
Balcony, yang telah bubar), Godless Symptoms ia bentuk ditahun 2003 dengan
menggandeng beberapa scenester Bandung lain untuk bereksprerimentasi dengan music-musik
yang membesarkan mereka. Melalui proses pergantian beberapa personil,
Godless
Symptoms mulai eksis bermodalkan demo 4 lagu dan single di beberapa album
kompilasi yang mereka bawakan di gigs-gigs local. Intensitasnya meningkat
setelah mereka merilis album debut bertitel ‘Crossover” pada bulan Juli 2007.
Eksperimentasi mereka mulai menemukan bentuk. Berkomposisi dua sub-genre Thrash
Metal dan Hardcore, music mereka terpengaruh kuat oleh kecepatan dan
agresivitas dari Anthrax, D.R.I awal hingga Napalm Death yang bertemu dengan
no-nonsense attitude dan groove dari Sick of It All, Warzone hingga Bad
Religion.
Tidak sulit untuk merasakan ‘Mosh’ sebagai bagian terpenting dari music
mereka, karena hal itu meruakan hal yang menjadi unsur penghubung antara Thrash
dan Hardcore. Tentu pula inspirator local mereka ikut mewarnai album ini,
seperti yang mereka akui sukar untuk tidak terpengaruh Forgotten, Jeruji,
Puppen dan Burgerkill karena mereka besar dengan rekaman dan menyaksikan
aksi-aksi mereka. Bahkan nuansa Balcony, band terdahulu Baruz, tak bisa
disangkal pula hadir di album ini.
Setelah 4 tahun berpetualang dari panggung
ke panggung, dengan formasi terkini : BARUZ pada vocal, TOMMY dan DICKY pada Gitar, GOESTIE pada Drum, JOE pada
Bass, mereka menulis materi baru dan memulai sesi studio rekaman selama 3 bulan
sejak Feburari di Masterplan Studio Bandung.
Dirpoduksi oleh Toteng
(Forgotten), album ini di-mixing dan mastering oleh produser local ikonik
Ujungberung, Yayat Achdiyat (yang pernah menggarap album Burgerkill, Pure
Saturday, Forgotten dsb) selama 2 bulan berturut-turut. Berjudulkan “REVOLUSI
DEMOKRASI” album ini manifesto kolektif Godless Symptoms yang secara langsung
atau tidak menceriminkan tak hanya espresi dari ruang gelap amarah dan luka di
Bandung pasca tragedy AACC yang cukup menorehkan catatanhitam bagi perjalanan
scene Bandung, namun juga pembuktian semangat, passion adalah modal yang
dimiliki anak muda kota ini untuk bertahan melawan kegilaan zaman sejak scene
Bandung member jari tengah pada arus utama kebudayaan.
Pembuktian bahwa tak ada
politik perizinan apapun yang dapat menghentikan individu, band dan scene di
Bandung initerus bergelinding. Secara umum album ini pula manifestasi dan
perspektif kolektif terhadap proses demokratisasi sebuah Negara yang dekaden,
juga pengaruhnya pada emosi individu setiap personil. 10 lagu di album ini
bukan ramuan jamu terhadap permasalahan yang ada.
Namun seperti para pendahulu mereka yang percaya
bahwa tugas music bukan member solusi namun memberikan nyala lilin dan
nyawa-nyawa baru bagi mereka yang percaya bahwa kita butuh solusi.
Tugas thrash
dan hardcore Godless Symptoms adalah memasok lebih banyak lagi kegilaan yang
bisa membangkitkan waras. Lewat dansa, keringat dan pada decibel dimana
generasi kita terbiasa menaruh harapan dan keputusasaan.